Page 380 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 380

Mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, menggunakan masker, jaga
              jarak dan cuci tangan.



              MUNCUL KLASTER COVID-19 PERKANTORAN, DEMOKRAT: INI SUNGGUH IRONIS

              - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menilai, tren perkantoran sebagai klaster baru
              penyebaran Covid-19 adalah sebuah ironi. Pasalnya area perkantoran itu sendiri dihuni orang
              yang berpendikan serta memahami apa dan bagaimana protokol kesehatan Covid-19. .

              "Saya  mengatakan  kenyataan  ini  sangat  ironis.  Mereka  yang  kerja  di  kantor  itu  umumnya
              berpendidikan. Semestinya mereka sudah paham bagaimana seharusnya menyikapi ancaman
              Covid-19  ini.  Tapi  kan  kenyataannya,  banyak  perkantoran  yang  kini  menjadi  klaster  baru,
              khususnya di Jakarta," kata Rahmad Handoyo kepada wartawan, Kamis (30/7).

              Politikus  Partai  Demokrasi  Indonesia  Perjuangan  (PDIP)  ini  mengatakan,  sebelum  vaksin
              ditemukan, kunci kemenangan dalam perang melawan Covid-19 hanya satu, yakni displin yang
              tinggi. Mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, menggunakan masker,
              jaga jarak dan cuci tangan.

              "Kalau  ,  protokol  kesehatan,  misalnya  jaga  jarak,  penggunaan  masker  dan  anjuran  untuk
              mencuci tangan pun terabaikan atau dianggap remeh, ya itu namanya teledor. Akhirnya, ya
              begini jadinya," katanya.

              Rahmad  mengatakan,  maraknya  penyebaran  Covid-19  diperkantoran  ini  merupakan
              keprihatinan bersama. Semua pihak, dalam hal ini pihak perusahaan, karyawan harus bersama-
              sama meningkatkan kewaspadaan.

              "Saya ingin mengimbau, khususnya kepada para pekerja dikantoran, mulai lah mendisplinkan
              diri  sesuai  dengan  protokol  kesehatan  yang  dianjurkan  pemerintah.  Kenyataan  yang
              menghawatirkan ini harus jadi proses pembelajaran bersama agar kasus klaster perkantoran ini
              tidak meledak kembali dan semakin parah," ungkapnya.

              Rahmad juga mengatakan, dalam menghadapi pandemi banyak hal yang semestinya jadi bahan
              evaluasi.  Dikatakan,  peringatan  Organisasi  Kesehatan  Dunia  (WHO)  tentang  airborne  yakni
              penularan virus lewat udara juga harus menjadi perhatian.

              "WHO sudah mengatakan tentang airborne, karena itu sirkulasi diudara juga harus diperhatikan.
              Pokoknya semua protokol kesehatan yang dianjurkan WHO dan pemerintah itu harus benar-
              benar dijalankan," ungkapnya.

              "Jangan salah, justru hal sepele, seperti membuka masker saat rapat, hal seperti ini berpotensi
              menjadi penyebaran virus corona dari orang terpapar tanpa gejala (OTG). Akhirnya, perusahaan
              jadi klaster baru," tuturnya.

              Diingatkan Rahmad, sesuai data yang dikeluarkan Gugus Tugas, di Jakarta sebanyak 66 persen
              orang yang terpapar virus Korona tertular dari orang tanpa gejala (OTG). Karena itu, katanya,
              saat rapat di kantor, masker sering dibuka. Padahal, saat masker terbuka itu lah virus menyebar.

              Diketahui, beberapa hari terakhir, klaster perkantoran menyumbang angka kasus infeksi Covid-
              19  terbanyak  di  Indonesia.  Di  Jakarta,  ada  59 kantor  terpapar  Covid-19.  Dari  ke-59  klaster
              kantor tersebut di antaranya ada 17 kementerian.

              Editor : Dimas Ryandi  Reporter : Gunawan Wibisono   .


                                                           379
   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384   385