Page 405 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 405

JAKARTA,   - Komite Cipta Kerja menyatakan akan bekerjasama dengan PT Asabri (Persero) dan
              PT  Taspen  (Persero)  untuk  meningkatkan  pemutakhiran  data  dalam  penerimaan  peserta
              program kartu prakerja.

              Sebelumnya Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja sudah bekerja sama dengan Dinas
              Kependudukan  dan  Pencatatan  Sipil  (Dukcapil),  Kementerian  Sosial  melalui  Data  Terpadu
              Kesejahteraan Sosial (DTKS) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

              "Kami juga sudah siapkan yang terkait dengan  negative confirmation.

              Dengan  demikian  kita  bisa  mengakses  mulai  dari  ASN,  dan  TNI  Polri  yang  memang  secara
              program tidak boleh mengikuti program ini," ucap Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga
              Hartarto,  Ketua  Komite  Cipta  Kerja  dalam  wawancara  khusus  dengan  Pemimpin  Redaksi
              Investor Daily  dan Direktur Pemberitaan BeritaSatu Media Holdings (BSMH) Primus Dorimulu,
              di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (30/7).

              Dalam Perpres Nomor 76 Tahun 2020 disebutkan pihak yang bisa dan tidak bisa menjalankan
              program kartu pra kerja. Susi menuturkan selain kepada Pencari Kerja, Kartu Prakerja juga
              diberikan  kepada  pekerja/buruh  yang  terkena  PHK  dan  pekerja/buruh  yang  membutuhkan
              peningkatan kompetensi kerja, termasuk pekerja/buruh yang dirumahkan serta pekerja bukan
              penerima upah, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil.

              Sedangkan pihak-pihak yang tidak bisa menerima Kartu Prakerja, diantaranya: Pejabat Negara,
              pimpinan  dan  anggota  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  (DPRD),  Aparatur  Sipil  Negara,
              TNI/Polri, Kepala  Desa dan  perangkat  desa,  serta  Direksi,  Komisaris, dan  Dewan  Pengawas
              Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah (BUMN/BUMD). Bahkan dalam regulasi
              tersebut  manajemen  program  kartu  pra  kerja  juga  bisa  melakukan  tindakan  hukum  secara
              pidana  apabila  ada  peserta  yang  seharsunya  tidak  berhak  ikut  program  tetapi  mengikuti
              program  ini    "Status  kepesertaan  bisa  kami  tarik  ,  sehingga  sudah  lebih  sesuai  dengan
              rekomendasi KPK (Komite Pemberantasan Korupsi), BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
              Pembangunan),  dan  LKPP  (Lembaga  Kebijakan  Pengadaan  Barang/Jasa  Pemerintah),"  ucap
              Airlangga.

              Pemerintah akan melaksanakan program kartu pra kerja gelombang IV pada awal Agustus 2020.
              Pelaksanaan gelombang IV dilakukan setelah Komite Cipta Kerja menyelesaikan rekomendasi
              dari KPK, BPKP, dan LKPP, dan seluruh pihak terkait.

              "Jadi program kartu pra kerja akan dimulai di awal bulan depan (Agustus). Karena kami sudah
              menyelesaikan  rekomendasi  KPK,  Perpres  sudah  diperbaiki,  Permenko  sudah  diperbaiki.
              Platform dan mekanisme pembayaran sudah ditambah," pungkas Airlangga.

              Editor :  Gora Kunjana  (gora_kunjana@investor.co.id).




















                                                           404
   400   401   402   403   404   405   406   407   408   409   410