Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 76
Itu sebabnya, KPI Bali selama ini berteriak lantang agar pemerintah Indonesia konsisten dengan
kesepakatan tersebut. Jika SK tersebut tidak direvisi atau dicabut, maka Indonesia akan disebut
bodoh serta ditertawai dunia internasional.
Dia menjelaskan, crew change ini adalah pergantian crew di atas kapal dalam kurun waktu
tertentu. Jadi meskipun kapal beroperasi atau tidak beroperasi, kapal pesiar akan tetap
menaruh 20 sampai 30 persen crew mereka di atas kapal.
"Misalnya pada saat pandemi ini, memang ada penawaran jadi tidak ada pemaksaan. Walaupun
kewajiban bahwa kapal berhak menahan 20-30 persen crew di atas kapal. Tapi pada waktu
pandemi kemarin mereka ditanyakan, atau ditawarkan, kamu mau mau pulang atau mau diam
di atas kapal. Kondisi 2-3 bulan kedepan gaji full, tapi setelah itu lihat kondisi," jelas Dewa
Susila.
Nah ketika crew yang ditawarkan itu bersedia, mereka ditahan di atas kapal dan tetap bekerja.
Namun demikian, jika sudah waktunya misalnya sudah 8-12 bulan bekerja di atas kapal, mereka
sudah harus digantikan. Inilah yang dinamakan crew changes.
"kan tetap ada acuan mereka 8 bulan maksimal 12 bulan sudah harus pulang. Karena kalau
mereka sudah lebih dari waktu yang sudah ditentukan, secara psikologi kapal karena sudah
waktunya itu pasti akan menggangu keselamatan kerja, artinya tidak teliti lagi, kelelehan dan
secara mental kalau kita diatas kapal sekian lama pasti banyak terganggu, karena tidak bertemu
keluarga, istri, suami dan lain sebagainya," ujar Susila Dewa Susila mengaku menginformasikan
secara internasional bahwa Pemerintah Indonesia sudah mencabut SK Kemenaker No 151
tersebut, dan selanjutnya para calon pekerja bisa mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan
oleh dunia pada masa pandemi covid 19 ini.
"Dan sekarang kami bisa lebih sounding lagi ke perusahaan-perusahaan bahwa kita siap, dan
ini dalam waktu dekat kami rencanakan tanggal 4 Agustus ini mudah-mudahan tidak meleset,"
ujar Susila.
Saat ini, informasi terbaru yang ia dapatkan, ada 900 PMI atau pelaut yang diminta untuk
kembali bekerja kembali.
Mereka rencananya bakal diberangkatkan secara bertahap.
"Jadi rencana awal akan diberangkatkan 281 crew menggunakan pesawat charter airline,
langsung dari Denpasar ke Doha, kemudian ke Milan. Karena joinnya mereka di Italia. Itu
informasi yang sekarang ada," ungkap Dewa Susila Sedangkan, 257 Pekerja Kapal yang
sebelumnya batal berangkat pada 7 Juli lalu saat ini belum berangkat.
Mereka direncanakan berangkat dari Jakarta, hanya saja masih memerlukan update dokumen
terutama hasil VCR atau swab test yang sudah kedaluarsa.
"Sekarang masih pihak agent sedang diperintahkan dan mereka sudah mengumpulkan lagi yang
kemarin batal. Mereka kan secara otomatis ada yang VCRnya sudah mati kan begitu. Dalam
artian, pada saat tiba disana, VCRnya itu masih berlaku 72 jam. Ini kita harus koordinasi kuat
dengan pihak agent dan rumah sakit yang menangani ini agar ditemukan win win solution,"
jelas Dewa Susila.(*).
75