Page 150 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2020
P. 150

Proses penggagalan 2 orang PMI itu dilakukan pada Senin (21/12) malam oleh BP2MI melalui
              UPT BP2MI DKI Jakarta di lokasi penampungan. Mereka lalu dibawa ke Kantor BP2MI bersama
              4 orang calon PMI lain yang rencananya akan diberangkatkan ke Timur Tengah.



              BP2MI GAGALKAN PEMBERANGKATAN 2 PMI NONPROSEDURAL KE TIMUR TENGAH

              Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali menggagalkan pemberangkatan
              Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Timur Tengah. BP2MI menyebut ada dua orang PMI yang
              akan dikirimkan secara nonprosedural ke Timur Tengah.

              Proses penggagalan 2 orang PMI itu dilakukan pada Senin (21/12) malam oleh BP2MI melalui
              UPT BP2MI DKI Jakarta di lokasi penampungan. Mereka lalu dibawa ke Kantor BP2MI bersama
              4 orang calon PMI lain yang rencananya akan diberangkatkan ke Timur Tengah.
              "Saya  memperingatkan  kembali  bahwa  sejak  tahun  2015,  Pemerintah  Indonesia  sudah
              melakukan moratorium pengiriman PMI ke Timur Tengah, karena banyaknya kasus yang terjadi
              di sana, mulai dari kekerasan fisik, tidak digaji, bahkan penyiksaan. Kenapa masih mau bekerja
              ke  sana  dengan  gaji  yang  kecil  dan  banyak  tindak  kekerasan,  padahal  sekarang  terbuka
              kesempatan untuk bekerja di negara lain, misalnya di Jepang, dengan gaji yang jauh lebih tinggi,
              bisa  mencapai  lebih  dari  Rp  20  juta,"  kata  Kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani,  dalam
              keterangannya, Selasa (22/12/2020).

              Benny kemudian mengingatkan agar jangan sampai ada korban PMI lainnya di Timur Tengah.
              Dia pun menyebut langkah penggagalan ini sebagai upaya dini melindungi para PMI.

              "Saya sudah mendapat perintah langsung dari Presiden RI untuk melindungi ibu-ibu sekalian
              sebagai calon PMI. Jangan sampai menjadi korban di luar negeri, karena itu kami melindungi
              sejak dari sini," ucap Benny.

              Simak selengkapnya pengakuan salah satu calon PMI yang digagalkan ke Timur Tengah.

              Sementara itu, salah satu calon PMI yang digagalkan menuju ke Timur Tengah, Desi Makaramah
              buka suara. Dia menyebut diajak bekerja di Timur Tengah oleh temannya dengan iming-iming
              gaji 1500 real dan sponsor Imam Syafi'i.

              "Awalnya saya diajak teman untuk bekerja ke Timur Tengah dengan masa kerja 3 bulan dan gaji
              1500 real. Saya lalu dijanjikan oleh sponsor yang bernama Imam Syafi'i bahwa akan bekerja di
              Arab Saudi sebagai cleaning servis. Diinfokan bahwa saya hanya tinggal berangkat saja karena
              semuanya sudah disiapkan. Akhirnya saya bersama seorang teman, Susan Yunita, diminta untuk
              ke tempat penampungan di daerah Condet," ungkap Desi Makaramah.

              Desi  juga  mengaku  saat  itu  curiga  lantaran  temannya  lebih  dulu  diberangkatkan  secara
              nonprosedural ke Timur Tengah. Ia juga curiga karena seluruh dokumen keberangkatannya telah
              disiapkan mulai dari passport, visa, tiket keberangkatan tanggal 19 Desember 2020 pukul 18.00
              WIB, hingga hasil swab COVID-19. Atas dasar itulah akhirnya dirinya melaporkan hal itu kepada
              perwakilan LSM Baranusa, Furqon dengan menyertakan sejumlah bukti dokumen tersebut.

              "Saya mulai curiga dan setelah itu saya dikabari oleh teman saya yang lebih dulu berangkat,
              ternyata dia diberangkatkan secara non prosedural dan saat ini sudah berada di Arab Saudi,
              namun sedang dalam masa pelarian juga karena dokumen yang tidak lengkap," lanjut Desi.





                                                           149
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155