Page 16 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2020
P. 16

MOZAIK SUKSES KARTU PRAKERJA: KETERAMPILAN MENINGKAT, EKONOMI
              TERANGKAT
              Setelah berjalan selama 9 bulan, program Kartu Prakerja menutup 2020 dengan mencatatkan
              5,6 juta penerima Kartu Prakerja yang terpilih dari 43 juta pendaftar. Program ini telah banyak
              membantu  penerima  meningkatkan  keterampilan  untuk  bekerja  dan  menumbuhkan
              kewirausahaan.

              Program yang semula dirancang untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja Indonesia ini
              harus  mengalami  penyesuaian  setelah  terjadinya  pandemi  Covid-19.  Selain  pelatihan  bagi
              peserta,  program  ini  mendapat  tumpangan  bantuan  sosial  untuk  meningkatkan  daya  beli
              masyarakat yang terdampak pandemi. Penerima Kartu Prakerja kini berasal dari 514 kabupaten
              dan kota di seluruh Indonesia, termasuk di pulau-pulau terluar dan daerah terpencil.

              Program ini juga berhasil menjalankan misi meningkatkan keterampilan melalui lebih dari 1.600
              pelatihan dari ISO lembaga pelatihan yang ditawarkan melalui 7 platform digital. Hasil survei
              evaluasi  yang  dilakukan  Manajemen  Pelaksana  Program  Kartu  Prakerja mencatat,  84  persen
              peserta sebelumnya tidak pernah menerima pelatihan seumur hidupnya. Sementara itu, data
              Sakernas  Agustus  2020  menemukan,  88,9  persen  peserta  mengakui  bahwa  pelatihan  yang
              mereka ambil meningkatkan keterampilan kerja.

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Buruh  Seluruh  Indonesia  (KSBSI)  Elly  Rosita  Silaban  menilai,
              program Kartu Prakerja membuka peluang bagi buruh untuk naik kelas menjadi pelaku usaha di
              tengah masa pandemi Covid-19. Ragam pelatihan yang ditawarkan program ini memang tak
              hanya untuk meningkatkan keterampilan sebagai pekerja, tetapi juga bermanfaat bagi buruh
              yang ingin dan berani terjun ke dunia usaha.

              "Buruh selama ini berpikir hidup matinya hanya di pabrik. Padahal, ada kesempatan lain menjadi
              wirausaha yang bisa diraih dengan belajar dan ikut pelatihan di Program Prakerja. Apalagi banyak
              buruh usia muda yang mengambil kesempatan ini," kata Elly.

              Apabila ekonomi membaik pasca-pandemi Covid-19 pun, tidak ada jaminan bahwa buruh pabrik
              maupun pekerja di sektor pariwisata akan kembali terserap pasar tenaga kerja. Karena itu KSBSI
              berharap buruh membuka diri mencari peluang dan mempelajari keterampilan baru. "Untuk bisa
              bertahan, harus mau belajar dan beradaptasi," ujar Elly.

              Sementara  itu,  Kepala  Departemen  Ekonomi  CSIS  Yoze  Rizal  Damuri  mengatakan,  masalah
              utama ketenagakerjaan di Indonesia adalah kemampuan dan keterampilan SDM yang rendah
              dan didominasi lulusan SD. Belum lagi, keterampilan dan kemampuan kognitifnya belum tentu
              sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

              Yose juga mengatakan, UU Cipta Kerja berusaha memperbaiki dari sisi permintaan. Sedangkan
              dari sisi penawaran, harus dilakukan melalui peningkatan keterampilan, salah satunya melalui
              program Kartu Prakerja.

              "Program Kartu Prakerja ini bagian dari life-long leamitig. Tidak bisa kita hanya mengandalkan
              Kartu Prakerja untuk menyelesaikan seluruh persoalan keterampilan tenaga kerja kita karena
              memang basicskill masih jauh tertinggal," jelas Yose.

              Yose mengapresiasi program Kartu Prakerja yang menggunakan teknologi digital sepenuhnya
              dalam pelaksanaan program dan menggandeng pihak swasta dalam pelaksanaan pelatihan. Jenis
              pelatihan pun menyesuaikan pasar. Ada mekanisme harga pelatihan yang diperbaharui sesuai
              dengan  permintaan.  Pelatihan  yang  tampak  kurang  diminati  akan  diperbaiki  modulnya  dan
              disesuaikan harganya oleh lembaga pelatihan.

              Bantuan sosial yang memberdayakan
                                                           15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21