Page 120 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 120

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Ketenagakerjaan dan
              Hubungan  Industrial,  Antonius  J  Supit  juga  mempertanyakan,  cara  menetapkan  suatu
              perusahaan terdampak atau tidak terdampak pandemi Covid-19.

              "Kalau  bilang  terkena  dampak,  itu  menghitungnya  dari  mana?  Dampak  kena  Covid-19  atau
              dampak omzet menurun, atau apa," tanya Antonius.

              Kebijakan  ini,  lanjutnya,  membingungkan.  Bagaimanajika  perusahaan  mengaku  terdampak
              Covid-19, sedangkan pekerja bilang tidak terdampak.

              Dia menyarankan agar UMP 2021 DKI Jakarta disesuaikan saja dengan Surat Edaran Menteri
              Tenaga  Kerja  (SE  Menaker),  yakni  UMP  2021  nilainya  sama  dengan  tahun  ini.  Jika  ada
              perusahaan  yang  mampu  bayar  lebih,  bisa  dilakukan  lewat  perundingan  antara  pengusaha
              dengan  pekerja.  ''Itu  lebih  bijaksana daripada memberikan  kriteria  yang  menurut  saya  tidak
              jelas," sarannya.

              Seperti diketahui. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan kebijakan asimetris untuk
              UMP 2021. Yakni, untuk pelaku usaha yang terdampak Covid-19, boleh menetapkan UMP 2021
              sama dengan UMP 2020 alias tidak naik.

              Sedangkan, kegiatan usaha yang tidak terdampak Covid-19, UMP 2021 ditetapkan mengikuti
              rumus  pada  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  78  Tahun  2015.  Kenaikannya  sebesar  3,27
              persen. Maka Pemprov DKI Jakarta menetapkan besaran UMP DKI Jakarta Tahun 2021 sebesar
              Rp 4.416.186.

              Jalan Tengah Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah memutuskan, tidak menaikkan UMP 2021
              dengan menerbitkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/ll/ IIK.04/X/2020 tentang
              Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemi Covid-19. "Ini untuk memberikan
              perlindungan  bagi  pekerja/buruh  dan  kelangsungan  bekerja,  serta  menjaga  kelangsungan
              usaha, pemerintah mengambil jalan tengah yang telah dikaji secara mendalam," ujar Ida.
              Kajian itu, papar Ida, telah mencakup berbagai aspek seperti ekonomi, hukum, sosial, dan politik,
              yang berasal dari kajian yang dilakukan Dewan Pengupahan di beberapa daerah.

              Memberi Keadilan

              Walau  mendapat  kritikan  dari  berbagai  kalangan,  Anies  Baswedan  yakin,  kebijakan  UMP
              asimetris, sudah tepat. Sebab, dampak pandemi Corona terhadap setiap perusahaan berbeda-
              beda. Menurut Anies, selama pandemi ini ada perusahan yang mengalami kontraksi, tapi ada
              juga yang mengalami kenaikan pendapatan. Misalnya, perusahaan masker yang tumbuh besar,
              bahkan produksinya meningkat. Tapi kalau jasa hotel penghuninya sangat turun.

              "Kita  menyadari  bahwa  pandemi  Covid-19  memiliki  dampak  yang  amat  besar  pada  kegiatan
              dunia usaha," ungkap Anies, di gedung DPRD DKI Jakarta, kemarin.

              Anies menuturkan, kebijakan asimetris UMP 2021 dibuat untuk memberi keadilan bagi semua
              pihak. Apabila ada perusahaan yang tumbuh, maka dampaknya harus dirasakan oleh pekerjanya.
              Anies tidak setuju jika kenaikan UMP disamaratakan. Sebab, perusahaan yang terpuruk akibat
              pandemi Corona, bisa semakin terpuruk. mra












                                                           119
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125