Page 131 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 131

Andri mengungkapkan pihaknya akan dibantu dewan pengupahan dalam merumuskan kriteria
              sektor usaha yang terdampak dan tidak terdampak serta yang layak dan tidak layak mengalami
              kenaikan UMP 2021.

              Menurut dia. kehadiran dewan pengupahan sangat representatif karena ada unsur organisasi
              pengusaha, serikat buruk atau pekerja dan Pemprov DKI.

              "Nanti  kita  dalam  memproses  atau  lakukan  kajian  akan  dibantu  dewan  pengupahan,  tim
              mengkaji mana yang terdampak. mana yang tidak." tutur dia.

              Lebih lanjut, Andri mengatakan terdapat sektor-sektor usaha yang secara kasat mata sudah

              terdampak Covid-19 selama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di masa pan-
              demi Covid-19. Menurut Andri. sektor-sektor usaha terdampak secara kasat mata, seperti mal,
              hotel, pariwisata, properti, ritel, perdagangan, makan-minum dan bioskop, tidak perlu kajian lagi
              dan tetap menggunakan UMP Tahun 2020.

              "Kalau sudah jelas, enggak usah lagi kita lakukan pengkajian. Contoh kalau mal. itu jelas 7 bulan
              enggak operasional, otomatis kan terdampak. Enggak usah lagi ada pengkajian, ngabis-ngabisin
              waktu,  yang  jelas-jelas  (terdampak)  langsung  keluarkan  SK.  kita  enggak  akan  persulit."
              tegasnya.

              Waktu pengajuan permohonan oleh sektor-sektor terdampak, kata Andri masih fleksibel. Namun,
              dia berharap pengajuannya sebelum
              berlakunya  UMP  2021  pada  1  Januari  2021.  "Memang  masih  fleksibel,  walaupun  nanti
              kerangkanya akan kami susun bersama-sama (dewan pengupahan)," pungkas Andri.

              UMP 2021

              Sementara  itu,  Pemprov  DKI  Jakarta  mewajibkan  pelaku  usaha  di  bidang  jasa  kesehatan.
              farmasi,  pabrik  alat  pelindung  diri  (APD),  jasa  keuangan  hingga  telekomunikasi  serta  sektor
              lainnya yang tidak terkena dampak Covid-19 agar menaikkan UMP untuk tahun 2021 seperti
              yang telah diputuskan yakni minimal Rp 4.4 juta. "Kesehatan kan enggak terdampak, terus jasa
              keuangan. telekomunikasi malah dia meningkat. Sedangkan yang terdampak itu otomotif, hotel,
              bioskop mal," kata Andri.

              Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan kebijakan asimetris untuk UMP Tahun 2021. Dengan
              kebijakan asimetris ini. maka ada perlakuan berbeda antara sektor usaha yang terdampak Covid-
              19 dan yang tidak terdampak Covid-19.

              Andri  Yansyah  menegaskan  prinsip  dasar  dari  kebijakan  asimetris  untuk  UMP  2021  adalah
              keadilan.

              "Pandemi  Covid-19  telah  berdampak  pada  sektor  ekonomi.  tidak  terkecuali  Jakarta.  Dengan
              menjunjung  keadilan,  Pemprov  DKI  menetapkan  kebijakan  asimetris  untuk  UMP  2021,"  ujar
              Andri.

              Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menaikkan UMP DKI
              tahun 2021 untuk bidang usaha yang tidak berdampak langsung pada wabah Covid-19. Hal itu
              juga merupakan upaya DKI Jakarta bersikap adil di tengah pandemi Covid-19.
              "Bagi  kegiatan  usaha  yang  terdampak  Covid-19,  maka  kami  menetapkan  UMP  2021  tidak
              mengalami kenaikan atau sama dengan UMP 2020. Sedangkan, kegiatan yang tidak terdampak
              Covid-19  dapat  mengalami  kenaikan  UMP  2021  yang  besarannya  mengikuti  rumus  pada  PP
              Nomor 78 Tahun 2015," kata Anies.


                                                           130
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136