Page 149 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 149

Ringkasan

              Keputusan sejumlah kepala daerah menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 2021 disesalkan
              kalangan pengusaha karena akan semakin mempersulit mereka. Kebijakan itu pun dinilai kental
              dengan aroma politik demi menjaga dukungan dari kaum buruh. Setidaknya lima gubernur telah
              melaporkan ke Kementerian Ketenagakerjaan bahwa mereka akan menaikkan UMP tahun depan.
              Dari penelusuran, lima provinsi yang menetapkan kebijakan itu ialah DKI Jakarta, Jawa Tengah,
              DI Yogyakarta, Jawa Timur. dan Sulawesi Selatan.



              PENAIKAN UMP DINILAI POLITIS

              Gubernur  yang  menaikkan  UMP  2021  diduga  berupaya  mengumpulkan  modal  politik  dari
              kalangan  pekerja  untuk  Pilpres  2024.  Keputusan  sejumlah  kepala  daerah  menaikkan  upah
              minimum  provinsi  (UMP)  2021  disesalkan  kalangan  pengusaha  karena  akan  semakin
              mempersulit  mereka.  Kebijakan  itu  pun  dinilai  kental  dengan  aroma  politik  demi  menjaga
              dukungan dari kaum buruh.

              Setidaknya lima gubernur telah melaporkan ke Kementerian Ketenagakerjaan bahwa mereka
              akan menaikkan UMP tahun depan. Dari penelusuran, lima provinsi yang menetapkan kebijakan
              itu ialah DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur. dan Sulawesi Selatan.

              Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menduga ada unsur
              politis  terkait  langkah  tersebut.  'Kalau  untuk  pilkada  rasanya  enggak.  Kalau  (tujuan)  Pilpres
              (2024) mungkin," kata Hariyadi dalam konferensi pers secara virtual, kemarin.

              Nama-nama kepala daerah yang menetapkan penaikan UMP 2021, kata Hariyadi, tidak asing
              dalam survei politik selama ini. Sebut saja Gubernur DKI Anies Baswedan dan Gubernur Jawa
              Tengah Ganjar Pranowo. "Seingat saya nama-nama ini muncul di polling-polling kan? Yang akan
              berkompetisi  di  (Pilpres)  2024.  Tapi  saya  enggak  tahulah,  saya  enggak  bisa  menjawab
              pertimbangan tersebut," ujar Haryadi.

              Satu  hal  yang  pasti,  imbuhnya,  para  gubernur  tersebut  mengabaikan  Surat  Edaran  Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor M/ll/ HK.04/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada
              Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Apindo menilai arahan Kemenaker yang
              meminta daerah tidak menaikkan UMP 2021 sudah tepat dan sudah sesuai dengan rekomendasi
              dari Dewan Pengupahan Nasional.

              "Kondisi  pandemi  sangat  memukul  hampir  seluruh  sektor  yang  terkena  sehingga  tidak
              memungkinkan dunia usaha bisa membayar seperti situasi normal," ujar Haryadi.

              Kepentingan pilpres
              Pengamat  politik  dari  CSIS  Arya  Fernandes  juga  menilai  langkah  sejumlah  kepala  daerah
              menaikkan UMP 2021 tak lepas dari kepentingan politik. Mereka ingin dukungan dari kalangan
              pekerja tetap terjaga. "Kalau kita lihat daerahnya seperti DKI Jakarta, Sulawesi Selatan. Jawa
              Tengah, Jawa Timur, memang kan kantong-kantong buruh. Di sana gerakan buruh sangat beRp
              engaruh dan itu dampak ke dukungan politiknya sangat besar bagi seorang kepala daerah." jelas
              Arya.

              Unsur politik tersebut bisa dibaca pula untuk kepentingan Pilpres 2024. Menurut Arya, beberapa
              kepala daerah yang menaikkan UMP 2021 adalah orang-orang yang dibicarakan untuk elektoral
              2024. "Maka wajar saja dalam kebijakannya menjaga basis dukungan politik itu."




                                                           148
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154