Page 244 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 244

UMP JATENG 2021 NAIK RP56.963, GANJAR INGATKAN TAK ADA ALASAN PHK

              Gubernur Ganjar Pranowo memutuskan untuk menaikkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMP)
              Jawa Tengah pada 2021 menjadi Rp1.798.979 atau naik sebesar 3,27 persen dari besaran UMP
              Jateng 2020 sebesar Rp1.742.015.

              Ganjar mengaku tidak menggunakan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dalam menetapkan
              kenaikan  UMP  Jateng  2021,  melainkan  tetap  berpegang  teguh  pada  Peraturan  Pemerintah
              Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

              Selain itu, pertimbangan lain adalah hasil rapat dengan Dewan Pengupahan, serikat buruh, dan
              Asosiasi Pengusaha Indonesia. Pihak-pihak tersebut, lanjut Ganjar, sudah diajak berbicara dan
              memberikan masukan-masukan.

              "Perlu saya sampaikan bahwa UMP ini sesuai dengan PP 78 Tahun 2015 tentang pengupahan
              yang mendasari pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Dua hal ini yang coba kami pegang
              erat," ujarnya di Semarang, dikutip Senin, 2 November 2020.

              Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi year on year (yoy) untuk September
              di Jawa Tengah sebesar 1,42 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 1,85
              persen  "Dengan  demikian,  terdapat  kenaikan  sebesar  3,27  persen.  Angka  inilah  yang  kami
              pertimbangkan,  maka  UMP  Jateng  2021  kami  tetapkan  sebesar  Rp1.798.979,12  atau  naik
              Rp56.963,9," ujar Ganjar.

              Dia mengatakan, keputusan besaran UMP Jateng 2021 itu akan berlaku untuk 35 kabupaten/kota
              dan harus menjadi pedoman UMP dalam penetapan UMK masing-masing.

              "Mereka punya waktu sampai tanggal 21 November nanti untuk menyusun itu (UMK). Dan ini
              kalimatnya dapat, artinya bisa iya bisa tidak. Pengalaman di Jawa Tengah, selama ini kami tidak
              menggunakan UMP melainkan UMK," katanya.

              Tak  ada  alasan  PHK  Terkait  dengan  kenaikan  tersebut,  Ganjar  meminta  Asosiasi  Pengusaha
              Indonesia  tidak  perlu  khawatir  munculnya  pemutusan  hubungan  kerja.  Sebab  hal  itu  tidak
              beralasan.

              Menurut  Ganjar,  UMP  Jateng  yang  telah  ditetapkan  naik  tersebut  masih  bisa  dilakukan
              penundaan  jika  memang  ada  pihak-pihak  yang  keberatan,  meskipun  dari  pengalaman  pada
              tahun lalu tidak ada penundaan.
              "Gelombang  PHK  gimana?  Bentar  'tho'  UMP  itu  upah  minimum,  dicatat  dulu.  Dan  itu  kan
              diberlakukan untuk mereka yang kerja satu tahun, jadi sebenarnya agak tidak beralasan (PHK),"
              ujarnya.

              Bahkan, lanjut Ganjar, dari keputusan kenaikan tersebut juga hanya ada dua daerah yang perlu
              penyesuaian yakni di Kabupaten Banjarnegara dan Wonogiri. Sementara itu, yang seharusnya
              diwaspadai adalah Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) 2021 yang akan ditetapkan pada 21
              November 2020.

              Ganjar  pun  meminta  Apindo  duduk  bersama  untuk  membahas  kesepakatan  dengan  serikat
              pekerja dan pemerintah. Sehingga, gelombang PHK tidak terjadi.

              "Jadi Apindo enggak usah takut. Justru sekarang yang diperlukan antara Apindo, serikat pekerja
              dan pemerintah duduk lagi aja, masih ada kesempatan untuk ngobrol banyak sehingga nanti
              bisa dicapai kesepakatan-kesepakatan dan hubungan industrial yang harmonis," katanya. (Ant).




                                                           243
   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249