Page 256 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 256

PENGUSAHA KAITKAN GUBERNUR NAIKKAN UMP UNTUK PILPRES 2024, NASDEM:
              WAJAR
              Para pengusaha menilai kenaikan UMP 2021 yang dilakukan sejumlah gubernur berkaitan dengan
              Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ketua DPP Partai NasDem Saan Mustopa meminta pemerintah
              daerah mengikuti sikap dari pemerintah pusat.

              "Secara etik pemerintahan gitu , ketika pemerintah pusat sudah tidak menaikkan UMP untuk
              2021, seharusnya seluruh provinsi itu samalah sikapnya dengan pemerintah. Harusnya sama.
              Karena kita kan menjadi 1 kesatuan negara ini kan. Jadi harus sama," kata Saan saat dihubungi,
              Senin (2/11/2020).

              Anggota Komisi II DPR RI ini mengimbau agar tidak ada perbedaan sikap antara pemerintah
              pusat dan daerah. Menurut Saan, dinamika di daerah terkait UMP 2021 yang tidak dinaikkan
              merupakan tantangan bagi setiap kepala daerah.

              "Hendaknya  mereka  mengikuti  sikap  pusat  saja.  Dan  kalaupun  misalnya  ada  ini  dari,  apa,
              dinamika di daerah, ya ini tantangan buat masing-masing. Jadi jangan sampai ada kesan yang
              berbeda-beda. Hanya tadi untuk menjaga popularitas dan elektabilitas mereka," tuturnya.

              Sekretaris Fraksi Partai NasDem DPR RI ini meminta agar jangan sampai ada anggapan kepala
              daerah mencari popularitas terkait Pilpres 2024. Ia menilai keputusan pemda yang bertentangan
              dengan pusat dapat menjadi polemik baru di masyarakat.

              "Jangan dianggap cari popularitas, cari image kan gitu. Ikutin aja (aturan pemerintah pusat)
              menurut saya. Jadi polemik baru lagi kan, akhirnya kan kita nggak selesai-selesai persoalan,"
              tuturnya.

              Saan pun menilai wajar apabila pengusaha mengaitkan kenaikan UMP 2021 dengan perhelatan
              Pilpres 2024. Sebab, kepala daerah tersebut dinilai sedang mempertahankan sikap populis.

              "Menurut saya wajar juga kalau pengusaha akhirnya berpikir bahwa mereka melakukan itu dalam
              konteks  untuk  menjaga  sikap-sikap  populis  mereka.  Sikap  populis  mereka  ya  tadi  untuk
              mempertahankan itu tadi," ungkap Saan.

              Diberitakan sebelumnya, kalangan pengusaha menyayangkan keputusan gubernur di sejumlah
              daerah yang menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 atau tidak mengikuti kebijakan
              Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.
              Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai kebijakan yang
              ditetapkan para gubernur yang menaikkan UMP 2021 tidak berdasar. Pasalnya, hampir semua
              usaha terdampak pandemi COVID-19.

              Hariyadi menilai kemungkinan adanya sikap politis para gubernur tersebut dalam memutuskan
              kenaikan UMP 2021 karena mau Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Terlepas dari itu benar atau
              tidak, lagi-lagi dia menyebut bahwa keputusan mereka kurang tepat.

              "Rasanya tidak (terkait) pilkada, tapi mau Pilpres 2024. Seingat saya nama-nama ini adalah yang
              muncul  di  polling-polling  yang  akan berkompetisi  di  2024,  tapi  tidak tahulah  saya tidak  bisa
              menjawab itu. Tapi yang jelas ini kurang memperhatikan," kata Hariyadi dalam konferensi pers
              di kantornya, Gedung Permata Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/11).

              Sejauh ini tercatat daerah DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, dan Sulawesi Selatan (Sulsel) tidak
              mengikuti aturan UMP 2021. Mereka tetap menaikkan UMP 2021 di daerah masing-masing.




                                                           255
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261