Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 76

Dikatakan,  pandemi  Covid-19  telah  berdampak  pada  kondisi  perekonomian  dan  kemampuan
              perusahaan  dalam  memenuhi  hak  pekerja/buruh,  termasuk  dalam  membayar  upah.  Dalam
              rangka memberikan perlindungan dan kelangsungan bekerja bagi pekerja/ buruh, serta menjaga
              kelangsungan usaha, DKI merasa perlu melakukan penyesuaian terhadap penetapan UMP pada
              situasi pemulihan ekonomi di masa pandemi.

              Namun, masih terdapat sektor usaha yang tidak terlalu terdampak balikan masih dapat terus
              tumbuh positif pada masa pandemi ini. "Sektor-sektor usaha tersebutlah yang diharapkan dapat
              menjaga  daya  beli  pekerja/  buruh  yang  akan  mendorong  tumbuhnya  perekonomian  di  DKI
              Jakarta," jelas Anies.

              Dia  menambahkan.  Pemprov  DKI  Jakarta  juga  telah  berkolaborasi  dengan  masyarakat,
              khususnya    pekerja/buruh    dalam   rangka  menyusun       program-program  peningkatan
              kesejahteraan. Salah satu hasilnya adalah program Kartu Pekerja Jakarta.

              Kartu  Pekerja  Jakarta  merupakan  program  kebijakan  Pemprov  DKI  Jakarta  dalam  rangka
              peningkatan  kesejahteraan  pekerja/buruh  dengan  meringankan  beban  biara  transportasi.
              pangan, dan pendidikan bagi anak pekerja/buruh.

              Adapun fasilitas dan manfaat yang diberikan di antaranya, fasilitas gratis naik bus Transjakarta
              dl 13 Koridor: fasilitas keanggotaan Jakgrosir yakni dapat berbelanja produk kebutuhan sehari-
              hari dengan harga yang murah di Jakgrosir.

              Kemudian fasilitas penyediaan pangan dengan harga murah yakni dapat berbelanja lima item
              pangan diantaranya beras, ayam, daging sapi/kerbau. ikan kembung dan telur dengan harga
              yang telah disubsidi: dan fasilitas KJP Plus serta kuota jalur afirmasi bagi anak pekerja.

              Adil

              Kemudian Anies membeberkan alasannya mengeluarkan kebijakan UMP asimetris. "Jakarta ingin
              adil,  jika  UMP  tidak  dinaikkan  maka  usaha-usaha  yang  tumbuh  berkembang  selama  masa
              pandemi.  manfaatnya  tidak  dirasakan  oleh  para  bunih  karena  pekerjaannya  merasakan
              pertumbuhan," ujarnya.

              Di  sisi  lain,  bila  UMP  dinaikkan  untuk  semua  maka  usaha  yang  kemarin  sudah  jatuh  akibat
              pandemi. makin terpuruk. "Jadi kondisi ini kalau dalam diskusi ekonomi itu ada istilah kurva huruf
              k. yang artinya ada tren naik dan ada juga tren yang turun. Membentuk jadi huruf k," jelas Anies.

              Anies mengaku telah menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja. Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta
              agar membuat kriteria untuk perusahaan yang tak bisa menaikkan UMP karena terdampak Covid-
              19. Dalam waktu dekat, kata dia. regulasi itu akan dikeluarkan dalam bentuk Surat Keputusan
              Kepala Disnakertrans dan Energi.

              "Nanti perusahaan bisa mengajukan permohonan kepada Kepala Disnakertrans dan nanti kepala
              dinas yang akan memberikan keputusan-nya bahwa memang terdampak (Covid-19) atau tidak."
              ujarnya.

              Menurut Anies, pihak perusahaan hanya tinggal menunjukkan kondisi finansialnya kepada dinas
              terkait untuk dicek. "Dengan kebijakan UMP yang asimetris ini. kami mengakomodir keduanya.
              Bagi yang tumbuh maka pekerjaannya ikut merasakan manfaat, bagi yang mengalami kontraksi
              beban itu ditanggung bersama-sama." ungkap Anies.

              Efek tak seragam






                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81