Page 15 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 SEPTEMBER 2020
P. 15

pelatihan. Ada yang setelah diberi pelatihan, kemudian di beri insentif dana. Nah, insentif inilah
              saya kira yang sangat dibutuhkan," ungkapnya.

              Dia  menambahkan,  program  Kartu  Prakerja  juga  bukan  solusi  atas  tingginya  pengangguran
              akibat  pandemi.  "Saya  kira  bukan  solusi  juga.  Mengatasi  pengangguran  itu,  harus  dibantu
              stimulus  pada  perusahaan  yang  mau  bangkrut.  Dengan  begitu,  perusahaan  yang  dibantu
              setidaknya  masih  bisa  bernapas  sehingga  tidak  memilih  opsi  merumahkan  ataupun  PHK,"
              ungkapnya.

              Adapun  maksud  pemerintah  memberikan  Kartu  Prakerja  dalam  rangka  menumbuhkan  minat
              sebagai wiraswasta, dinilainya belum tepat dalam kondisi seperti ini. "Kalau kondisi seperti ini
              saya  kira  tidak  tepat.  Karena  hampir  semua  masyarakat  dipastikan  menahan  konsumsinya,"
              katanya.

              Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, dalam
              masa pandemi Covid-19 ini program Kartu Prakerja jelas tidak akan bisa menjadi solusi menekan
              angka pengangguran apalagi menciptakan wirausaha.


              "Pemerintah  berasumsi  pelatihan  ini  efektif  meningkatkan  kualitas  tenaga  kerja.  Namun
              sejatinya, permintaan terhadap tenaga kerja menurun akibat pandemi maka penyerapan tenaga
              kerja tetap tidak terjadi," ujar Piter.


              Apalagi, tambah dia, hingga saat ini masyarakat juga bisa pahami belum ada bukti pelatihan
              yang diselenggarakan dengan bantuan Kartu Prakerja benar-benar efektif meningkatkan kualitas
              tenaga kerja. "Belum ada bukti pelatihan pra kerja berdampak efektif," ujarnya.


              Pengamat ekonomi Nailul Huda menilai jumlah 22 juta yang mendaftar Kartu Prakerja artinya
              banyak sekali yang butuh bantuan insentif masa pandemi ini. "Jadi bila hanya bisa bantu 25%
              dari total yang membutuhkan, harusnya pemerintah malu ya," ujar Nailul.

              Lebih baik, menurutnya, bantuan diberikan semuanya melalui jalur ban tuan tunai saja.


              Karena bila pemerintah mendorong wirausaha tapi kondisinya sekarang permintaan konsumsi
              masyarakat yang sedang turun, artinya tetap berat. "Karena sama saja siapa yang mau beli
              nanti?" ujarnya.

              Ketua Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia (KPBI) Ilhamsyah menilai Kartu Pra kerja sangat
              tidak tepat sasaran terlebih pelatihan dilakukan secara daring tidak akan banyak meningkatkan
              keahlian.


              "Kartu Prakerja itu seharusnya diprioritaskan bagi orang-orang yang akan masuk dunia kerja
              atau orang yang baru lulus sekolah bukan buat buruh yang ter-PHK. Kalau dilihat dari kurikulum
              pelatihan melalui Online, itu juga banyak yang kurang tepat," tegasnya.

              Menurut  dia,  saat  ini  banyak  buruh  yang  ter-PHK  atau  dirumahkan  sehingga  seharusnya
              pemerintah  fokus  untuk  memberikan  insentif  langsung  pada  buruh  yang  ter-PHK  atau  yang
              dirumahkan dan tidak diiupah.


              Meski  dinilai  belum  tepat,  dalam  pelatihan  tersebut  diharapkan  bisa  bermanfaat  dalam
              menumbuhkan jiwa wirausaha. Jadi dalam program Kartu Prakerja ini, pemerintah tidak hanya

                                                           14
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20