Page 79 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 SEPTEMBER 2020
P. 79
Judul Mengukur Efektivitas Subsidi Gaji
Nama Media Investor Daily
Newstrend Santunan Pegawai Swasta
Halaman/URL Pg5
Jurnalis Opini
Tanggal 2020-09-07 04:49:00
Ukuran 203x207mmk
Warna Warna
AD Value Rp 71.050.000
News Value Rp 213.150.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
Pertumbuhan negatif triwulan II-2020 menjadi bukti betapa besar dampak Covid-19 bagi
perekonomian nasional. Selama periode tersebut, produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun
hingga 5,32% (yoy). Ketika berbicara pertumbuhan triwulanan, ekonomi nasional sudah tumbuh
negatif sejak triwulan IV-2019. Artinya, sudah tiga periode tumbuh negatif, masing-masing
1,74%; 2,41% dan 4,19%. Hal ini bermakna bahwa tekanan terhadap ekonomi nasional sudah
terjadi sejak akhir 2019. Melihat situasi yang demikian maka perlu amunisi besar untuk bisa
bangkit dan melaju.
MENGUKUR EFEKTIVITAS SUBSIDI GAJI
Oleh Abdul Manap Pulungan *)
Pertumbuhan negatif triwulan II-2020 menjadi bukti betapa besar dampak Covid-19 bagi
perekonomian nasional. Selama periode tersebut, produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun
hingga 5,32% (yoy). Ketika berbicara pertumbuhan triwulanan, ekonomi nasional sudah tumbuh
negatif sejak triwulan IV-2019. Artinya, sudah tiga periode tumbuh negatif, masing-masing
1,74%; 2,41% dan 4,19%. Hal ini bermakna bahwa tekanan terhadap ekonomi nasional sudah
terjadi sejak akhir 2019. Melihat situasi yang demikian maka perlu amunisi besar untuk bisa
bangkit dan melaju.
Banyak hal yang menyebabkan ekonomi tumbuh negatif, mulai dari pelemahan konsumsi rumah
tangga, eksekusi program pemerintah yang buruk, investasi melambat hingga perdagangan
internasional yang masih terpuruk. Memang, jika dibanding krisis-krisis sebelumnya, hantaman
Covid-19 jauh lebih dahsyat. Krisis keuangan global dan krisis moneter 1998 masih memberikan
peluang bagi aktivitas ekonomi bergerak, terutama pada sektor Usaha Mila-o, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Sektor informal pun tidak terganggu signifikan, bahkan menjadi penyelamat
ekonomi. Karenanya, krisis moneter 1998 tidak menyebabkan lonjakan pengangguran signifikan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pengangguran terbuka pada 1998
mencapai 5,46%; sedikit meningkat dari 4,96% pada 1997.
Berharap pada Program Subsidi Gaji
78