Page 242 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 242
Ringkasan
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tangerang Selatan mengimbau para pekerja agar
memaklumi perusahaan yang tidak bisa membayar Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan 2021
secara penuh. Wakil Ketua Bidang Hukum dan Perpajakan Kadin Tangerang Selatan Arsa
Wardana menjelaskan, banyak perusahaan yang tidak bisa beroperasi secara maksimal selama
pandemi Covid-19.
KADIN TANGSEL MINTA PEKERJA MEMAKLUMI JIKA PERUSAHAAN TAK BAYAR THR
PENUH
TANGERANG SELATAN, - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tangerang Selatan mengimbau
para pekerja agar memaklumi perusahaan yang tidak bisa membayar Tunjangan Hari Raya (THR)
keagamaan 2021 secara penuh.
Wakil Ketua Bidang Hukum dan Perpajakan Kadin Tangerang Selatan Arsa Wardana
menjelaskan, banyak perusahaan yang tidak bisa beroperasi secara maksimal selama pandemi
Covid-19.
Alhasil, banyak di antaranya yang merugi dan kesulitan untuk memenuhi kewajiban
membayarkan THR secara penuh kepada karyawan.
"Kita juga harus maklum. Kasian juga kawan-kawan pengusaha," ujar Arsa kepada Kompas.com,
Rabu (14/3/2021).
Menurut Arsa, baik pengusaha maupun pekerja harus sama-sama bijak dalam menyikapi situasi
sulit di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Meski begitu, dia tetap meminta perusahaan yang masih berjalan dengan baik untuk tetap
memenuhi kewajibannya membayarkan THR untuk pekerjanya.
"Jadi baik pekerja maupun pengusaha ya sama-sama menimbang rasa lah menghadapi pandemi
Covid-19 ini," kata Arsa.
"Pada prinsipnya kalau perusahaan berjalan dengan baik, itu diwajibkan," pungkasnya.
Sejumlah buruh dari beberapa serikat pekerja sebelumnya melakukan aksi demonstrasi di
Bundaran Patung Kuda Arjuna Wijaya, tepatnya di depan pintu Monas pada Senin (12/4/2021).
Mereka berunjuk rasa mengungkapkan beberapa tuntutan, salah satunya meminta pemerintah
menetapkan aturan agar pengusaha membayar THR Lebaran 2021 secara penuh.
Kalangan buruh menolak pembayaran THR dilakukan secara dicicil seperti tahun 2020.
Salah satu buruh yang mengikuti aksi demo, Yanti (41), berpendapat, perusahaan tidak memiliki
alasan untuk menunda atau mencicil hak yang seharusnya diterima buruh menjelang hari raya.
Yanti tidak menerima alasan kerugian akibat Covid-19 menjadi penyebab perusahaan mencicil
THR mereka.
"Tidak ada satu alasan pun untuk pengusaha mencicil THR dengan alasan Covid-19. Karena
ruginya pengusaha itu bukan rugi, tapi keuntungannya yang berkurang," kata Yanti.
"Itu bukan benar-benar rugi, jadi tidak ada alasan untuk perusahaan mana pun menunda atau
mencicil THR," sambungnya.
241