Page 511 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 511

MENAKER IDA FAUZIYAH: ABK INDONESIA TERJEBAK PERBUDAKAN MODERN DI
              LAUT

              Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  mengakui  adanya  anak  buah  kapal  (ABK)
              Indonesia,  khususnya  awak  kapal  perikanan  berbendera  asing,  terjebak  situasi  perbudakan
              modern di laut.

              "Dari  waktu  ke  waktu,  awak  kapal  Indonesia,  khususnya  awak  kapal  perikanan,  seringkali
              mengalami berbagai masalah. Mereka (ABK Indonesia) terjebak situasi perbudakan modern di
              laut," katanya dalam webinar "Mempertanyakan Komitmen Multi-Pihak dalam Melindungi ABK
              Indonesia di Kapal Ikan Asing", di Jakarta, Rabu.

              Ida  mengungkapkan  masalah-masalah  yang  kerap  dihadapi  para  ABK  didominiasi  penipuan,
              penahanan gaji, kerja melebihi batas waktu, hingga kekerasan fisik dan seksual.

              Ia mengakui lantaran banyaknya kasus yang menimpa awak kapal Indonesia di kapal perikanan
              berbendera asing, perlu ada perbaikan tata kelola penempatan awak kapal.

              Upaya perbaikan pun, lanjut Ida, terus dilakukan pemerintah, termasuk melalui penyelesaian
              aturan turunan dari UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
              (PPMI) berupa peraturan pemerintah untuk penempatan dan perlindungan awak kapal niaga
              maupun perikanan yang bekerja di kapal berbendera asing.
              "Prosesnya  kita  tunggu,  (saat  ini  RPP  perlindungan  awak  kapal)  masih  diajukan  di  Setneg
              (Sekretariat Negara)," ujarnya.

              Ida  mengatakan  sejumlah  kasus  pelanggaran  HAM  terhadap  awak  kapal  Indonesia  banyak
              terjadi akibat proses atau tahapan awal di dalam negeri dalam keseluruhan rangkaian proses
              penempatan ABK.

              "Beberapa titik yang menimbulkan masalah adalah dalam proses pemberian izin bagi perusahaan
              yang akan menempatkan awak kapal, lalu proses rekrutmen, pendataan, proses pelatihan dan
              sertifikasi dan berikutnya proses pengawasan," katanya.

              Menurut Ida, evaluasi dan pembenahan mutlak dilakukan pada tahapan-tahapan tersebut agar
              dampak masalah yang ditimbulkan saat ABK bekerja di atas kapal bisa ditekan secara signifikan.

              "Pembenahan ini perlu sinergi kementerian/lembaga guna mewujudkan tata kelola penempatan
              dan perlindungan awak kapal migran kita dengan lebih baik," pungkas Ida. (Antara).























                                                           510
   506   507   508   509   510   511   512   513   514   515   516