Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 FEBRUARI 2021
P. 139

Pertama, UU No.18/2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia yang juga mengatur
              pekerja di sektor maritim. Padahal konvensi ILO tidak mengakui pelaut sebagai pekerja migran.
              Dalam Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their
              Families (ICRMW) yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 1990 hanya mengatur pelaut yang
              bekerja di laut teritorial.

              Sementara pelaut Indonesia kebanyakan bekerja di laut bebas. Dengan di konvensi HAM itu tidak
              memberikan  pengaturan  khusus  atau  tidak  mengakui  pelaut  di  laut  bebas  sebagai  pekerja
              migran.

              Kedua, UU No.7/2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan,
              dan Petambak Garam tidak sesuai dengan Konvensi ILO.

              Dalam  UU,  definisi  nelayan  adalah  mata  pencaharian  yang  melakukan  penangkapan  ikan.
              Sementara di Konvensi ILO, " fisher " adalah semua orang yang dipekerjakan atau terlibat di
              dalam kapasitas apapun di atas kapal ikan.

              International Maritime Organization (IMO) juga membedakan pekerja di kapal niaga dan di kapal
              ikan.

              Ketiga, UU No.18/2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran  Indonesia pasal 64 memberikan
              penamaan yang berbeda dengan konvensi internasional. Istilah pelaut awak kapal tidak dikenal
              oleh konvensi internasional. Demikian pula pelaut perikanan.
              Konvensi internasional menggunakan kata seafarer atau seaman yang berarti semua pelaut baik
              kapal niaga atau pelaut kapal ikan.

              "Kami mencoba memperbaiki dalam pasal 64 dengan rancangan PP yang masih dalam tahap
              persiapan dengan istilah lain," ungkapnya.

              Keempat,  dalam  Konvensi  Standards  of  Training  Certification  and  Watchkeeping  for  Fishing
              Vessel  Personnel  tahun  1995  (STCW-F)  digunakan  istilah  fishing  vessel  personnel  yang
              diterjemahkan dalam Perpres No.18/2019 sebagai awak kapal penangkap ikan.

              Menurutnya, penggunaan istilah dalam Perpres tersebut perlu diperbaiki lantaran " fishing " yang
              digunakan dalam konvensi bukan berarti penangkap ikan, tetapi perikanan.
              Alhasil,  Perpres  No.18/2019  yang  mengesahkan  konvensi  tersebut  hanya  memberlakukan
              standardisasi pelatihan bagi awak kapal perikanan.

























                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142