Page 85 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JUNI 2021
P. 85

JKK sebesar Rp 1,56 triliun, JK Rp 1,35 triliun. Kemudian, beban jaminan untuk program Jaminan
              Hari Tua (JHT) mencapai Rp 33,10 triliun, serta klaim untuk program Jaminan Pensiun (JP) senilai
              Rp 439,87 miliar.

              Pembayaran klaim tersebut menunjukkan likuiditas yang terjaga, meskipun pendapatan iuran
              mengalami penurunan 0,23% (yoy) menjadi Rp 73,26 triliun. Penurunan tersebut terjadi akibat
              adanya relaksasi iuran pada tahun lalu, sebagai bentuk insentif kepada peserta.

              Anggoro mengatakan bahwa BPJamsostek mengutamakan pengelolaan dana yang bersih dan
              akuntabel.  Predikat  WTM  dari  kantor  akuntan  independen  merupakan  indikasi  bahwa
              pengelolaan keuangan telah dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

              "Sepanjang tahun, selain diawasi oleh KAP independen, kami juga diawasi secara ketat oleh BPK
              (Badan Pemeriksa Keuangan), OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan KPK. Hal ini dilakukan semata-
              mata untuk meyakinkan seluruh peserta dan stakeholder bahwa dana peserta yang sangat besar
              dikelola dengan sangat baik, prudent dan transparan untuk dikembalikan kepada peserta dengan
              hasil yang optimal," tutur Anggoro.

              Dengan berbagai capaian ini, Anggoro merasa masih bisa dan perlu dilakukan peningkatan di
              berbagai  aspek,  seperti  peningkatan  kapasitas  layanan  kepada  peserta  dan  akuisisi  atau
              coverage kepesertaan hingga 37 juta tenaga kerja aktif.
              Program JKP BPJamsostek saat ini lebih fokus pada inisiatif strategis tahun 2021 dan seterusnya
              seperti implementasi program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sesuai mandat dari Undang-
              undang Cipta Kerja dan melakukan optimalisasi program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai
              Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2021 untuk meningkatkan coverage kepesertaan.

              Direktur  Pelayanan  BPJamsostek  Roswita  Nilakurnia  menilai,  para  pekerja  bisa  memperoleh
              manfaat dari program JKP hingga tiga kali. Peserta tidak akan dikenakan iuran tambahan untuk
              tergabung ke dalam program itu karena sumber dana berasal dari rekomposisi iuran program
              lainnya.

              Manfaat JKP akan diperoleh jika peserta terkena pemutusan hubungan kerja (PJK). Syarat yang
              harus dipenuhi peserta untuk memperoleh manfaat antara lain peserta aktif membayar iuran 12
              kali dalam 24 bulan terakhir, dengan pembayaran 6 bulan diantaranya secara berturut-turut.
              Kemudian,  pekerja  yang  di-PHK  harus  mendapat  surat  keterangan  dari  Kementerian
              Ketenagakerjaan  bahwa  masih  aktif  untuk  kembali  bekerja.  Setelah  itu,  peserta  juga  harus
              bersedia mengikuti program pelatihan vokasi yang menjadi bagian dari manfaat JKP.

              "Manfaat JKP ada tiga kali, saat pengajuan JKP dan memenuhi syarat, lalu ada jeda lima tahun
              dari manfaat pertama, dan jeda lima tahun lagi setelah manfaat kedua," urai dia.

              Editor : Nurjoni (nurjoni@investor.co.id).



















                                                           84
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90