Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 APRIL 2021
P. 4
yang diselengarakan oleh Kominfo dan Komite Penanganan Covid-19 Dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (KPCPEN), Rabu (21/4). Direktur Pengupahan Ditjen PHI JSK Kemnaker Dinar Titus
Jogaswitani mengatakan di tengah pademi Covid-19, THR wajib dibayarkan oleh pengusaha
kepada pekerja menjelang hari raya, baik perusahaan lama maupun baru. "THR sekurang-
kurangnya dibayarkan tujuh hari sebelum hari raya," ujar Dinar.
PANDEMI BELUM USAI, BAGAIMANA MENGELOLA THR?
JAKARTA -- Tunjangan Hari Raya (THR) adalah kewajiban perusahaan atau pengusaha untuk
dibayarkan kepada pekerja. THR pada masa pademi Covid-19 merupakan salah satu daya
pemulihan ekonomi nasional, namun bagi penerima THR perlu mengelola dengan bijak.
Perencana Keuangan Mike Rini Sutikno mengatakan THR bukan untuk dihabiskan pada saat hari
raya. THR dapat digunakan untuk biaya pengeluaran setelah hari raya usai. Agar THR tidak cepat
habis, maka perlu bijak mengelola THR yang didapatkan pada hari raya.
"Pola pikir kita mengenai THR perlu diubah, THR bukan rezeki yang datang untuk dihabiskan
semua pada saat hari raya," ujar Mike pada acara Webinar dengan tema "Cerdas Kelola
Tunjangan Hari Raya" yang diselengarakan oleh Kominfo dan Komite Penanganan Covid-19 Dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (21/4).
Mike menjabarkan THR perlu dikelola dengan bijak dengan THR dibagi kebeberapa pos
pengeluaran. Pos pengeluaran THR yang pertama adalah untuk prioritas, prioritas ini bukan
kebutuhan sehari-hari seperti pengeluaran listrik. Prioritas yang dimaksud Mike adalah, untuk
menabung dana darurat, pelunasan hutang, serta investasi untuk masa depan.
"Dana darurat sangat penting karena masa epidemi ini situasi yang tidak pasti. Proporsi untuk
pos prioritas ini adalah 10-30 persen dari THR yang didapat," ucap Mike.
Mike menjabarkan pos pengeluaran THR selanjutnya adalah zakat, infak, dan sedekah dengan
proporsi 10 persen dari THR. Pengeluaran untuk sajian khas hari raya sebesar 5 sampai 15
persen dari THR. Pengeluaran untuk busana dan perlengkapan ibadah dialokasikan sebesar 5
persen 15 persen dari THR yang di dapat.
"Saat hari raya, tidak perlu semua yang kita pakai mesti baru, upayakan belanja berdasarkan
kebutuhan bukan atas dasar keinginan," lanjut Mike.
Mike menambahkan dana THR dapat digunakan untuk keperluan lainnya seperti liburan, halal
bihalal, renovasi rumah.
"Keperluan seperti ini dialokasikan hanya sekitar 10 persen sampai 15 persen," kata Mike.
Direktur Pengupahan Ditjen PHI JSK Kemnaker Dinar Titus Jogaswitani mengatakan di tengah
pademi Covid-19, THR wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja menjelang hari raya,
baik perusahaan lama maupun baru.
"THR sekurang-kurangnya dibayarkan tujuh hari sebelum hari raya," ujar Dinar.
Dinar menjelaskan pada pademi Covid-19 ini bagi perusahaan yang terkena dampak pademi dan
tidak mampu membayar THR sesuai dengan waktu yang ditentukan, perusahan tersebut tetap
wajib membayar THR. Ketentuan bagi perusahaan yang tidak mampu bayar THR tepat waktu,
maka perlu adanya dialog antara pengusaha dan pekerja untuk kesepakatan tertulis.
Kesepakatan tertulis dalam bentuk perjanjian antara pekerja dengan pengusaha.
3