Page 434 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 AGUSTUS 2020
P. 434

Dalam pernyataan sikap, disebutkan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003
              tentang Ketenagakerjaan yang berlaku saat ini merupakan produk "UU banci". Banyak persoalan
              ketenagakerjaan yangdialami oleh pekerja/buruh tanpa kepastian hukum maupun pemberian
              sanksi yang tegas dari pe meri ntah/penegak hu ku m. Di antaranya tindakan pemberangusan
              serikat pekerja, pelanggaran hak-hak normatif (upah, lembur, cuti-cuti,BPJS, THR, dan lain-lain),
              sistem  kerja  outsorcing/kontrak/harian  lepas/  borongan  yang  tidak  sesuai  ketentuan,  PHK
              ilegal,dan lain-lain.

              "Saat  ini  rezim  Pemerintahan  Jokowi-Maaruf  Amin  ingin  memberlakukan  Undang-Undang
              Omnibus Law Cipta Kerjadengan tujuan untuk mendatangkan investasi sebesar-be-sarnya ke
              Indonesia dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya. Dari awal, regulasi ini didesain oleh
              Pemerintah bersama Pengusaha (Apindo) dan dibuat secara sembunyi-sembunyi, tertutup dan
              tanpa melibatkan parsi-tipasi masyarakat luas sebagai pemangku kepentingan,'* tambahnya.

              Atas dasar hal tersebut. Aliansi FSPMI-KSPI Sumut dan SBMI Merdeka menilai bahwa Omnibus
              Law bukan cara terbaik untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja, tapi
              merupakancara  terbaik  untuk  menghancurkan  keadilan  dan  kesejahteraan  rakyat  khususnya
              kaum pekerja/buruh.

              Ketua  Umum  SBMI  Merdeka  Rintang  Berutu  menambahkan,  selain  menolak  Omnibus  Law.
              tuntutan FSPMI Sumut dan SBMI Merdeka lainnya adalah negara harus bertanggung j awab
              penuh  atas  PHK  terhadap  pekerja/buruh  dengan  alasan  Covid-19,  tolak  rencana  pemerintah
              menunda iuran BPJS Ketenagakerjaan, copot Menaker RI Ida Fauziyah dan lainnya.

              Massa unjuk rasa diterima Anggota DPRD Sumut Wagirin Arman. Wa-girin mengatakan, semua
              keluhan  dan  aspirasi  buruh  di  Sumut  akan  disampaikan  ke  pemerintah  pusat  serta  akan
              menggelar rapat dengar pendapat di DPRD Sumut.

              Diajuga menyarankan agar aspirasi yangdisampaikan buruh melampirkan berkas terkait semua
              persoalan yang dialami buruh. "Kami bukan eksekutor tapi bukan berarti diam," kata politisi
              Partai Golkar tersebut.
              Sementara saat aksi di Kantor Gubsu, massa juga menuntut hal yang sama. Mereka meminta
              Gubsu agar memperhatikan nasib buruh. Sayang-nyasaataksimerekatidak bisa bertemu dengan
              Gubsu, Edy Rahmayadi.

              "Kami meminta Gubsu menolak RUU Omnibus Law," ujar mereka yang saat itu diterima oleh
              Kasubag  Hubungan  Antar  Lembaga  B  iro  I  Iumas  dan  Keprotokolan  Setda  provsu.  Salman.
              Dikatakan, bahwa aspirasi para buruh akan disampaikan ke Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
              (amal/ns)

              caption:

              AKSI BURUH: B u ruh Sum u t menggelar aksi u njuk rasa di depan gedung DPRD S Umen olak
              RUU Ciptaker (Om n i bu s La w). Selasa (25/8).
















                                                           433
   429   430   431   432   433   434   435   436   437   438   439