Page 211 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 211

DITJEN BINWASNAKER DAN K3 SOSIALISASIKAN PENTINGNYA JKP

              JAKARTA  --  Pemerintah  telah  menggulirkan  program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (JKP)
              melalui BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun
              2021  Tentang  Penyeleggaraan  Program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (JKP)  yang  menjadi
              peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.

              Manfaat JKP ini akan diberikan kepada pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
              Menyikapi  adanya  peraturan  baru  tersebut,  yang  sekaligus  merupakan  terobosan  anyar,
              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  dalam  hal  ini  Ditjen  Pembinaan  Pengawasan
              Ketenagakerjaan  dan  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  (Ditjen  Binwasnaker  dan  K3)  telah
              melakukan  sosialisasi  beberapa  PP.  Itu  ermasuk  PP  Nomor  37/2021  yang  berlangsung  pada
              Selasa (6/4) lalu.

              "Sosialisasi ini dikemas dengan talkshow yang merupakan kolaborasi Ditjen Binwasnaker dan K3
              dengan Direktorat Jenderal PHI dan Jamsostek dan juga BPJS Ketenagakerjaan," kata Dirjen
              Binwasnaker dan K3 Haiyani Rumondang, Jumat (9/4).

              Ia  menyampaikan,  hal  ini  merupakan  wujud  komitmen  Ditjen  Binwasnaker  dan  K3  untuk
              bersama-sama     memberikan     informasi   agar   pengusaha,     pekerja/buruh,   pengawas
              ketenagakerjaan  dan  pemangku  kepentingan  lainnya.  Tujuannya,  agar  dapat  mempunyai
              pemahaman  yang  sama,  dan  mengimplementasikan  sesuai  dengan  maksud  dan  tujuan  dari
              peraturan perundang-undangan tersebut.

              "Manfaat  dari  program  JKP  ini  sangat  luar  biasa  bagi  para  pekerja  yang  sudah  terdapaftar
              sebagai  anggota  BPJS  Ketenagakerjaan,  di  antara  manfaat  besar  dari  JKP  adalah  pertama,
              adanya  uang  tunai  selama  enam  bulan,  kedua,  akses  informasi  pasar  kerja,  ketiga,  jasa
              pelatihan," kata dia.

              Pada kesempatan yang sama, saat menjadi narasumber sosialisasi PP No 37/2021 ini, Direktur
              Jaminan Sosial, Retno Pratiwi mengatakan, setelah dicermati dan dipelajari bahwa ketika pekerja
              terkenak-PHK,  benar-benar  diperlukan  adanya perlindungan  sosial.  "Oleh  karena  itu,  dengan
              adany JKP diharapkan masyarakat yang ter-PHK dapat bekerja kembali dengan adanya informasi
              pasar kerja, serta manfaat dari pelatihan-pelatihan," kata dia.

              Tekait  sumber  pendanaan,  tidak  ada  penambahan  iuran  pada  peserta,  karena  modal  awal
              pemerintah  dari  rekomposisi  iuran  program  jaminan  sosial.  "Itu  dilakukan  oleh  BPJS
              Ketenagakerjaan dengan porsentase iuran Jamsos dari program yang telah ada, seperti JKK (0,
              14%),  JKM  (0,1)  dan  tidak  mengurangi  manfaat  dari  program  yang telah  ada,"  kata  Deputi
              Direktur Bidang Project Management Office BPJS Ketenagakerjaan, Romie Erfianto..























                                                           210
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216