Page 301 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 301

INDONESIA DAN TAIWAN KAJI PEMBEBASAN BIAYA PENEMPATAN BAGI PMI

              JAKARTA  -  Pemerintah  Indonesia  bersama  dengan  otoritas  Taiwan  terus  membahas  terkait
              pelindungan  dan  penempatan  bagi  pekerja  migran  Indonesia  (PMI),  salah  satunya  mengkaji
              biaya penempatan bagi PMI.

              Diskusi tersebut merupakan tindaklanjut pertemuan virtual antara Menteri Ketenagakerjaan RI
              dengan kepala TETO di Jakarta pada tanggal 18 Maret lalu.

              "Pertemuan ini merupakan pertemuan yang sangat penting bagi kedua pihak baik Indonesia
              maupun Taiwan untuk melakukan evaluasi mengenai Perekrutan, Penempatan dan Pelindungan
              bagi PMI," kata Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, sekaligus ketua delegasi
              pada pertemuan Joint Task Force Indonesia - Taiwan dilansir dari keterangan resminya, Kamis
              (8/42021).

              Anwar mengatakan sebagaimana telah diketahui bahwa Pemerintah Indonesia telah menerbitkan
              dan  memberlakukan  Undang-Undang  Nomor  18  Tahun  2017  tentang  Pelindungan  Pekerja
              Migran Indonesia.

              Sejak  itu,  terdapat  perubahan  yang  sangat  signifikan  dalam  tata  kelola  penempatan  dan
              pelindungan  PMI  yang  telah  diatur  dalam  regulasi  tersebut  yang  bertujuan  memastikan
              terpenuhinya  hak  -  hak  pekerja  migran  sehingga  mereka  dapat  bekerja  secara  layak  dan
              terlindungi dengan baik.

              Salah satu poin yang diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2017 yaitu ketentuan Pasal 30 yang
              mengamanatkan bahwa setiap PMI tidak boleh dibebankan biaya penempatan.

              Pengaturan biaya penempatan selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pelindungan Pekerja
              Migran Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya Penempatan PMI. Tujuan
              utama dari pengaturan pembebasan biaya penempatan ini adalah untuk menghilangkan adanya
              praktik overcharge yang selama ini terjadi dan sangat merugikan PMI.

              "Pada pertemuan ini, kami bermaksud untuk memperoleh tanggapan dari pihak Taiwan atas
              penjelasan yang pernah kami sampaikan melalui BP2MI mengenai kebijakan pembebasan biaya
              penempatan,  serta  sekaligus  mendiskusikan  beberapa  isu  lain  yang  menjadi  concern  kedua
              pihak",ungkap Sekjen Anwar.

              Sementara  itu,  Kepala  BP2MI  Benny  Rhamdani  dalam  kesempatan  ini  memaparkan  terkait
              beberapa komponen pembiayaan yang nantinya dapat dibebankan bagi CPMI, pihak pemberi
              kerja, maupun pemerintah.

              Komponen  pembiayaan  yang  dimaksud  antara  lain  pelatihan,  pemeriksaan  kesehatan,  tes
              psikologi, paspor dan visa, SKCK, akomodasi tiket, legalisasi PK, jasa P3MI dan jasa penempatan
              agen di Taiwan, serta jaminan sosial.

              "Dalam perkembangan skema pembiayaan ini, kami terus berkoordinasi dan menyosialisasikan
              baik  kepada  Kementerian/Lembaga,  para  CPMI,  pemerintah  daerah,  serta  asosiasi  jasa
              perusahaan penyalur CPMI," tuturnya.

              Lebih lanjut Ketua Delegasi Taiwan, sekaligus Wakil Menteri Ketenagakerjaan Taiwan Wang An-
              Pan  mengemukakan  perubahan  biaya  penempatan  akan  mengubah  mekanisme  yang  akan
              berlanjut baik bagi para pengguna jasa PMI, ataupun bagi CPMI itu sendiri.
              "Dengan itu kami bersedia untuk melakukan negoisasi maupun musyawarah lebih lanjut untuk
              membicarakan perubahan mekanisme ini. Kedua belah pihak perlu menyepakati terlebih dahulu
              atas kebijakan pembebasan biaya ini, sebelum diberlakukan", lanjutnya..

                                                           300
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306