Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 FEBRUARI 2020
P. 20
China tidak ada TKI yang resmi," ujar Tiara.
Boleh pulang tapi harus dipenjara dulu
Buruh migran Indonesia lain yang terisolasi di Wuhan adalah Asih. Perempuan asal
Lampung itu bekerja di Wuhan sejak enam tahun terakhir.
Asih mengaku cemas dengan penyebaran virus korona, walau ia mengikuti saran
untuk tidak keluar rumah majikan selama sepuluh hari terakhir.
"Yang namanya manusia, saya waswas. Saya cuma bisa berdoa dan tawakal," kata
Asih.
"Majikan saya bilang, 'Kamu enggak usah khawatir, kamu tanggung jawab saya,
pokoknya ikuti perkataan saya'."
"Makan seadanya, dengan garam pun saya bisa. Tapi hati tidak enak. Waswas.
Majikan bilang nanti saya malah bisa sakit," ujarnya.
Asih mengaku sempat berkorespondensi dengan sejumlah WNI di Wuhan terkait
pemulangan ke Indonesia. Ia mendapat informasi bahwa hanya yang berpaspor dan
memegang visalah yang dapat dievakuasi.
Kalaupun berkeras ingin mengikuti evakuasi itu, Asih berkata ia perlu ke Kedutaan
Besar Republik Indonesia di Beijing dan mengaku kesalahan bekerja tanpa visa ke
pihak imigrasi China.
Wuhan dan Beijing berjarak sekitar 1.100 kilometer. Itu setara kurang lebih 11 jam
perjalanan darat dan delapan jam penerbangan pesawat.
"Saya diminta bicara terus terang ke KBRI. Sedangkan saya keluar rumah saja tidak
bisa, nanti sampai Beijing harus dipenjara setengah bulan, itu sama saja bunuh diri.
Akhirnya saya tidak jadi hubungi KBRI," ujarnya.
Asih mengklaim saat ini terdapat setidaknya delapan hingga 12 buruh migran
Indonesia di Wuhan. Sebagian dari mereka disebutnya enggan berbicara kepada
pers karena khawatir dengan status hukum mereka.
(fzy)
Page 19 of 56.