Page 284 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 284
"Ini dimaksudkan agar pencegahan dan penanganan Covid-19 di perusahaan sesuai dengan
peraturan yang ada, khususnya selama masa PPKM Darurat," jelasnya.
Tak hanya itu, Menaker juga meminta perusahaan di Jawa dan Bali agar melakukan tes Covid-
19 secara berkala untuk para pekerjanya dengan metode sampling. Hal tersebut guna memutus
mata rantai penyebaran Covid-19 pada masa PPKM Darurat.
Misalnya bila positivity rate-nya (rasio positif COVID-19) mencapai 10 persen, maka proses kerja
seharusnya dihentikan. Sementara jika positive rate di atas 5 persen, maka yang harus dilakukan
pihak perusahaan adalah memperketat protokol kesehatan.
"Dan selanjutnya bila positive rate di bawah 5 persen, meskipun masih normal, namun tetap
harus waspada dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," kata Menaker Ida.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badang Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya
Jati, menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya melihat sebagaian besar institusi masih kurang
dalam menaati penggunaan masker, mencuci tangan, fasilitas hindari kerumunan, dan
pelaksanaan worf from office (WFO), serta WFH.
"Kami memerlukan dukungan dari sektor ketenagakerjaan untuk selalu mengingatkan semua
pelaku usaha, Disnaker untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Raditya.
Dalam upaya pelaksanaan posko di daerah berjalan baik dan terkendali, BNPB meminta
dukungan Disnaker yang memiliki kewenangan pengaturan ketenagakerjaan mampu mendorong
seluruh masyarakat, khususnya yang tergabung dalam kegiatan ketenagakerjaan bisa
melaksanaan prokes sebaik-baiknya.
Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid menyatakan sangat mendukung seluruh program pemerintah
dalam mengatasi Covid-19. Bagi Arsjad, fokus dalam penanganan kesehatan sangatlah penting.
"Kami percaya sekali bahwa untuk memulihkan ekonomi, kita harus membangkitkan kesehatan
terlebih dahulu
Namun, Arsjad meminta kepada pemerintah agar izin operasional industri padat karya tetap
dipertahankan. Menurutnya, walau pun roda ekonomi berjalan dengan lambat, itu masih lebih
baik daripada sama sekali tidak berjalan. Tak lupa industri padat karya dalam beroperasi, harus
tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Kabid Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Harijanto menyatakan
kesetujuannya atas permintaan Ketua Umum Kadin agar pemerintah mempertahankan industri
padat karya. Hal itu setidaknya ia mendasarkan pada dua alasan.
Pertama, Apindo tidak mempersoalkan jika terjadi pengurangan 50 pada staf produksi/pabrik
dan 10 persen untuk staf office atau pelayanan administrasi perkantoran sebagaimana instruksi
yang dikeluarkan Mendagri Nomor 18 Tahun 2021.
Ia menekankan hal tersebut untuk mencegah kebingungan pelaku usaha yang berada di
lapangan karena munculnya tafsir atas instruksi tersebut bahwa yang dimaksud 50 persen itu
produksinya, bukan staf produksinya.
"Karena kalau produksinya yang berkurang 50 persen, maka tidak berjalan sama sekali, semua
pabrik bisa gulung tikar karena industri garmen, industri sepatu yang padat karya itu prosessnya
ban berjalan. Jadi tidak mungkin (produksi dikurangi sampai 50 persen), dan itu sudah diketahui
oleh pemerintah," kata Harijanto.
283