Page 159 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 159
DPR: KENAIKAN CUKAI ROKOK 2021 RUGIKAN PETANI TEMBAKAU
Sejumlah pihak mulai dari petani tembakau hingga anggota DPR menolak rencana kenaikan tarif
cukai hasil tembakau sebesar 13-20% pada 2021. Kenaikan cukai rokok dinilai akan membebani
industri dan merugikan petani tembakau di Indonesia.
Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengungkapkan apabila kenaikan cukai merugikan petani
tembakau, kebijakan kenaikan cukai tersebut sebaiknya tidak dilakukan. "Kalau merugikan petani
tembakau, ya harus ditolak," kata Faisol secara singkat saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta,
Sabtu (24/10/2020).
Soal kerugian petani tembakau ini sebelumnya sudah disuarakan oleh Asosiasi Petani Tembakau
Indonesia (APTI). APTI secara tegas menolak rencana kenaikan cukai rokok 2021 karena hal ini
dinilai membuat petani makin sengsara.
"Kami sangat tidak setuju, kalau naik 19% itu sudah dua kali memberatkan karena tahun ini
sudah naik 23%, salah satu faktor penghancur dan melemahnya penyerapan industri adalah
dampak kenaikan cukai," ujar Ketua umum Dewan Pimpinan Nasional APTI Agus Parmuji.
Petani tembakau telah mengalami pelemahan ekonomi akibat hancurnya harga jual tembakau
pasca kenaikan cukai hasil tembakau 2020. "Jika benar terjadi kenaikan harga cukai, kehidupan
ekonomi rakyat pertembakauan Tanah Air akan makin parah," katanya.
Agus mengatakan hasil panen petani tembakau merugi belakangan ini. "Jangankan untuk
melanjutkan pertanian lagi, untuk hidup saja susah. Rakyat sudah menderita kok malah (cukai)
dinaikkan lagi," katanya prihatin. Belum lagi petani tembakau juga terdampak tekanan pandemi
COVID-19.
Sebenarnya APTI tidak masalah apabila pemerintah ingin menaikkan tarif cukai, namun dia
berharap kenaikannya jangan terlalu tinggi seperti tahun ini. "Pemerintah perlu
mempertimbangkan petani dan buruh tani tembakau," ujarnya. Oleh sebab itu, jika pemerintah
ingin menaikkan cukai, APTI berharap kenaikannya hanya berkisar maksimal 5%.
158