Page 222 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 222

BURUH MAU DEMO TOLAK KENAIKAN CUKAI ROKOK

              Rencana  kenaikan  tarif  cukai  hasil  tembakau  (CHT)  tahun  depan  berhembus.  Rencananya
              kenaikan cukai rokok berada di kisaran 13-20%.

              Menanggapi hal tersebut Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman-Serikat
              Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM-SPSI) akan melakukan aksi demo.

              Ketua Umum RTMM-SPSI Sudarto menegaskan kenaikan cukai di tahun 2020 sejatinya sudah
              cukup mencekik dan menekan Industri Hasil Tembakau (IHT), ditambah dengan mewabahnya
              pandemi COVID-19. Situasi ini berimbas pada pekerja dan anggota yang terlibat dalam industri
              ini.

              "Penurunan produksi telah menyebabkan penurunan penghasilan, kesejahteraan dan tentu daya
              beli pekerja. Pemerintah butuh penerimaan cukai dan pajak hasil tembakau, akan tetapi pekerja
              juga  butuh  kelangsungan  bekerja  dan  penghidupan  yang  layak,"  kata  Sudarto,  Sabtu
              (24/10/2020).

              Dia mengungkapkan sebelumnya sudah disampaikan surat yang ditujukan kepada Presiden Joko
              Widodo (Jokowi) pada 9 September 2020 dengan tembusan kepada Kepala Staf Kepresidenan
              RI, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian
              Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, dan Direktur Jenderal Bea Cukai.

              Melalui  surat  tersebut,  pihaknya  memohon  perlindungan  atas  hilangnya  pekerjaan  anggota
              RTMM yang bekerja di IHT akibat pabrik yang tutup dikarenakan regulasi dan kebijakan yang
              tidak adil sehingga pekerja buruh menjadi korbannya.

              "IHT bukanlah sapi perah bagi penerimaan negara tanpa ada stimulus yang signifikan untuk bisa
              bertahan walau alasan kesehatan selalu menjadi pertimbangan utama. Pengusaha bisa menutup
              industrinya  dan  mengalihkan  usahanya  pada  sektor  lain  tetapi  bagaimana  dengan  pekerja
              dengan tingkat pendidikan rendah dan ketrampilan terbatas," jelas dia.

              Oleh karena itu FSP RTMM-SPSI yang menaungi dan mewakili 148.693 pekerja industri hasil
              tembakau Indonesia mendesak pemerintah mengambil kebijakan berimbang atas regulasi dan
              kenaikan cukai rokok di tahun depan. Pertama agar membatalkan rencana kenaikan cukai hasil
              tembakau dan HJE pada tahun 2021 karena akan berdampak langsung pada pekerja industri
              hasil tembakau.

              Selanjutnya meminta Menteri Keuangan agar melibatkan kementerian terkait dalam mengambil
              kebijakan  cukai,  di  antaranya  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Kementerian  Perindustrian,
              Kementerian  Pertanian  serta  melibatkan  pemangku  kepentingan  lainnya  di  antaranya
              pengusaha, asosiasi IHT, pekerja/buruh dalam hal ini diwakili serikat pekerja FSP RTMM-SPSI,
              petani, dan seluruh pihak terkait lainnya.

              "Terakhir untuk melindungi industri rokok kretek sebagai industri khas Indonesia dan padat karya
              yang paling rentan terkena program efisiensi di IHT," ujar Sudarto.

              Sebelumnya, Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Muhaimin Moefti juga
              menyatakan hal yang sama untuk menolak kenaikan cukai rokok 2021.

              Gaprindo meminta pemerintah memberikan waktu pemulihan bagi pelaku industri yang tengah
              terpukul akibat pandemi dan kenaikan cukai tahun ini.
              "Jangan sampai dihantam lagi dengan kenaikan cukai yang tinggi. Buat kami, kalau benar naik
              19% itu tinggi sekali, sangat berat," kata Muhaimin.



                                                           221
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227