Page 267 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 267

TARIF CUKAI NAIK, RTMM ANCAM BAKAL DEMO: IHT BUKAN SAPI PERAH BAGI
              PENERIMAAN NEGARA
              Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
              (PP FSP RTMM - SPSI) mengancam bakal melakukan aksi demo, menyusul rencana Pemerintah
              yang akan menaikkan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) 2021 sebesar 13 - 20 persen.

              Ketua  Umum  RTMM  -  SPSI  Sudarto  merasakan  kenaikan  cukai  pada  2020  ini  sudah  cukup
              mencekik dan menekan Industri Hasil Tembakau (IHT), ditambah dengan mewabahnya pandemi
              Covid-19.

              Situasi ini berimbas pada pekerja dan anggota yang terlibat dalam industri ini.

              "Penurunan produksi menyebabkan penurunan penghasilan, kesejahteraan dan tentu daya beli
              pekerja.  Pemerintah  butuh  penerimaan  cukai  dan  pajak  hasil  tembakau,  tetapi  pekerja  juga
              butuh kelangsungan bekerja dan penghidupan yang layak," seru Sudarto.

              Sudarto mengaku sebelumnya telah menyampaikan aspirasinya dengan mengirimkan surat yang
              ditujukan kepada Presiden Jokowi pada 9 September 2020 lalu dengan tembusan kepada Kepala
              Staf  Kepresidenan  RI,  Kementerian  Koordinator  Bidang  Perekonomian,  Kementerian
              Ketenagakerjaan,  Kementerian  Keuangan,  Badan  Kebijakan  Fiskal  dan  Direktur  Jenderal  Bea
              Cukai.

              Menurut  Sudarto,  masifnya  informasi kenaikan cukai  saat  ini  mengindikasikan  surat tersebut
              tidak diperhatikan sama sekali oleh pemerintah.

              Melalui  surat  tersebut,  pihaknya  memohon  perlindungan  atas  hilangnya  pekerjaan  anggota
              RTMM yang bekerja di IHT akibat pabrik yang tutup dikarenakan regulasi dan kebijakan yang
              tidak adil sehingga pekerja buruh menjadi korbannya.
              "IHT bukanlah sapi perah bagi penerimaan negara tanpa ada stimulus yang signifikan untuk bisa
              bertahan walau alasan kesehatan selalu menjadi pertimbangan utama. Pengusaha bisa menutup
              industrinya  dan  mengalihkan  usahanya  pada  sektor  lain  tetapi  bagaimana  dengan  pekerja
              dengan tingkat pendidikan rendah dan ketrampilan terbatas," ujar Sudarto.

              Untuk itu FSP RTMM-SPSI yang menaungi dan mewakili 148.693 pekerja industri hasil tembakau
              Indonesia  mendesak  pemerintah  untuk  mengambil  kebijakan  berimbang  atas  regulasi  dan
              kenaikan cukai rokok di tahun depan.
              Pertama agar membatalkan rencana kenaikan cukai hasil tembakau dan HJE pada tahun 2021
              karena akan berdampak langsung pada pekerja industri hasil tembakau.

              Kedua,  meminta  Menteri  Keuangan  agar  melibatkan  Kementerian  terkait  dalam  mengambil
              kebijakan cukai serta melibatkan pemangku kepentingan lainnya di antaranya inHT/pengusaha,
              asosiasi IHT, pekerja/buruh dalam hal ini diwakili serikat pekerja FSP RTMM-SPSI, petani dan
              seluruh pihak terkait lainnya.

              "Terakhir untuk melindungi industri rokok kretek sebagai industri khas Indonesia dan padat karya
              yang paling rentan terkena program efisiensi di IHT," tandas Sudarto.

              (chi/jpnn).







                                                           266
   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272