Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2021
P. 26

AKSI UGAL-UGALAN PENGUSAHA NAKAL SAAT PANDEMI

              Sejumlah pengusaha di Kota Bandung dinilai ugal-ugalan dalam memberlakukan kebijakan bagi
              karyawan. Perwakilan Forum Komunikasi Serikat Pekerja Kota Bandung Hermawan menyebutkan
              beberapa bentuk ugal-ugalan pengusaha tersebut, seperti merumahkan tanpa membayar upah
              beserta batas waktu, mewajibkan pegawai yang positif Covid-19 menunjukkan hasil tes PCR
              dengan biaya mandiri saat kembali bekerja.

              Ada  pula  pengusaha  yang  melakukan  pemutusan  hubungan  kerja  tanpa  memberi  pesangon
              dengan menggunakan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law).

              "Itu permasalahan-permasalahan. Tak semua, tapi ada pengusaha yang demikian (ugal-ugalan).
              Kami  meminta  pemerintah  melakukan  intervensi,"  ujar  Hermawan  seusai  audiensi  dengan
              Pemkot Bandung di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Rabu (4/8/2021).

              Hermawan  memahami,  permasalahan  itu  bukan  sepenuhnya  kewenangan  Pemerintah  Kota
              Bandung.  Hal  yang  menjadi  harapan  pihaknya,  paling  tidak  Pemkot  Bandung  memanggil
              pengusaha guna menanyakan kondisi. Intervensi pemerintah bisa berupa teguran. Menurut dia,
              intervensi dapat menurunkan tingkat arogansi ataupun tindakan yang ugal-ugalan.

              Berdasarkan catatan pihaknya, terdapat sekitar 5.000 pekerja yang terkena PHK tanpa beroleh
              pesangon. Hermawan meyakini, jumlah pegawai pada perusahaan yang belum ada serikatnya
              mengalami situasi serupa, bahkan bisa jadi lebih banyak.

              Pihaknya,  ucap  Hermawan,  menyuarakan  aspirasi  seluruh  pekerja/buruh  di  Kota  Bandung.
              "Kalau ada pembiaran, bakal menjadi preseden buruk," ucapnya.

              Ia menyebutkan, Instruksi Menteri perihal PPKM kerap berubah, membuat pihaknya bingung. Di
              sisi lain, pengusaha nakal memanfaatkan situasi itu.
              "Kami  melakukan  aksi  besar-besaran  apabila  mengikuti  hawa  nafsu.  Namun,  kami  berpikir
              panjang. Komunikasi dengan Pemkot Bandung juga baik, tidak perlu demonstrasi," ucapnya.

              Akan sidak

              Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana telah menginstruksikan jajaran Dinas Tenaga Kerja agar
              segera  menindaklanjuti  persoalan  para  pekerja  tersebut.  Salah  satu  bentuknya  adalah
              mengadakan inspeksi mendadak.

              Ia  menerima  aspirasi  dari  perwakilan  sembilan  serikat  pekerja/buruh  yang  tergabung  dalam
              Forum Komunikasi SP/SB Kota Bandung. Pengusaha yang mengabaikan hak pekerja menjadi
              persoalan paling krusial.

              "Saya lihat, mungkin tidak semua (pengusaha). Terlepas akan hal itu, kami berharap kepada
              pengusaha  agar  membuka  ruang  komunikasi  saat  ada  permasalahan.  Barangkali,  pihak
              pengusaha dengan pekerja dapat memecahkan permasalahan bersama-sama," ucapnya.
              Pemkot juga akan meneruskan aspirasi para pekerja ke tingkat pemerintahan lebih tinggi. Ia
              berharap,  itu  bisa  menjadi  bahan  masukan  dalam  menentukan  kebijakan  di  tingkat  provinsi
              ataupun pusat.

              "Terdapat beberapa catatan yang bukan ranah kewenangan Pemkot Bandung. Rekan-rekan akan
              membuat beberapa catatan, harapannya bisa menyampaikan ke pemerintah provinsi, dan pusat.
              Kami akan memfasilitasi upaya itu," tutur Yana.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Arief Syaifudin meminta Forum Komunikasi SP/SB
              memberikan  data  perusahaan  yang  berindikasi  melanggar.  "Perusahaan  mana  saja  yang
                                                           25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31