Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2021
P. 30

Kementerian  Pemberdayaan  Perempuan  dan  Perlindungan  Anak  memiliki  aplikasi  Sistem
              Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) yang merekam kasus TPPO
              setiap tahun. Tahun 2020 diidentifikasi bahwa kasus TPPO pada perempuan dan anak justru
              meningkat 62,5 persen.

              Ekonomi keluarga

              Situasi pandemi mengakibatkan keluarga semakin rapuh sehingga pengawasan pada anggota
              keluarga  berkurang  atau  bahkan  orangtua  menuntut  anak  untuk  ikut  menanggung  beban
              ekonomi.

              Mengatasi kasus perdagangan anak tidaklah mudah karena berbagai tantangan yang ada. Salah
              satu  yang  belakangan  terjadi  adalah  lemahnya  pengawasan  orangtua  yang  mengakibatkan
              terjadi  penyalahgunaan  teknologi  dan  media  sosial  yang  dapat  menjadi  pintu  masuk  dalam
              perdagangan anak.

              KPAI menemukan bahwa 60 persen kasus prostitusi anak pada tahun 2021 dijaring lewat media
              sosial. Seorang anak dijanjikan sesuatu yang menggiurkan sehingga mereka mudah dimobilisasi
              dan kemudian dieksploitasi secara seksual.

              Di  Indonesia,  masalah  perdagangan  orang  sangat  kompleks  karena  terkadang  hadir  dalam
              bentuk yang tidak terlalu menonjol, seperti dalam kasus tenaga kerja. Umumnya masyarakat
              hanya memahami perdagangan orang dalam bentuk perekrutan dan pengiriman pekerja migran,
              apalagi yang mengalami kekerasan fisik, seksual, dan perbudakan.

              Bahkan,  publik  kurang  menyadari  potensi  menjurus  pada  perdagangan  orang  yang  pernah
              terjadi dalam penyebaran sebuah pamflet yang disisipkan pada eksemplar surat kabar nasional
              edisi 9 Februari 2021. Pamflet itu berisi ajakan menikah pada usia 12-21 tahun dengan konten
              promosi Aisha Wedding.

              Penguatan hukum

              Indonesia telah memperbarui undang-undang tentang perlindungan anak, yaitu UU Nomor 17
              Tahun  2016  tentang  Penetapan  Perppu  No  1/2016  tentang  Perubahan  Kedua  atas  UU  No
              23/2002 Menjadi Undang-undang.

              Selain itu, pemerintah juga membuat UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO,
              kemudian dikuatkan dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2008 tentang Gugus Tugas
              Pencegahan  dan  Penanganan  Tindak  Pidana  Perdagangan  Orang  (PP  TPPO).  Hingga  kini
              terbentuk 32 gugus tugas provinsi dan 25 gugus tugas kabupaten/kota.

              Untuk  mempermudah  penanganan  kasus  kekerasan  dan  TPPO,  Kementerian  Pemberdayaan
              Perempuan dan Perlindungan Anak mengembangkan aplikasi sistem pencatatan dan pelaporan
              kekerasan perempuan dan anak melalui Simfoni PPA.

              Hal ini dimaksudkan agar ada pendokumentasian data kekerasan melalui sistem pencatatan dan
              pelaporan  lintas  kabupaten  ataupun  lintas  provinsi  melalui  sistem  aplikasi  yang  terpadu  dan
              komprehensif.

              Dengan  demikian,  ketika  ditemukan  kasus,  lebih  mudah  untuk  dilakukan  pengusutan  dan
              penyelidikan karena tersedia data dan informasi yang cukup. Hal itu juga mempermudah alur
              pengusutan dan bukti cukup dihadapkan ke pengadilan. Mencegah perdagangan anak menjadi
              tanggung jawab semua unsur masyarakat, mulai dari keluarga sebagai kelompok inti tempat
              anak  mendapatkan  perlindungan.  Upaya  yang  dilakukan  adalah  dengan  sosialisasi,  edukasi,
              literasi, dan penyadaran sosial agar masyarakat tidak menjadi korban. (LITBANG KOMPAS)


                                                           29
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35