Page 132 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 132

Ringkasan

              Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Supratman Andi Agtas merespon tudingan sejumlah pihak
              yang mengatakan bahwa Undang-Undang (UU) Cipta Kerja cacat secara hukum. Terkait adanya
              perubahan jumlah halaman di dalam  naskah UU Cipta Kerja, Supratman mengatakan hal itu
              terjadi  lantaran  adanya  undang-undang  eksisting,  yaitu  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan, yang telah disepakati dalam Keputusan panitia kerja (panja) namun belum
              dimasukan ke dalam  UU Cipta Kerja yang telah disahkan pada rapat paripurna, Senin, 5 Oktober
              2020 lalu.



              KETUA BALEG RESPON TUDINGAN UU CIPTA KERJA CACAT FORMIL

              Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Supratman Andi Agtas merespon tudingan sejumlah pihak
              yang mengatakan bahwa Undang-Undang (UU) Cipta Kerja cacat secara hukum. Terkait adanya
              perubahan jumlah halaman di dalam  naskah UU Cipta Kerja, Supratman mengatakan hal itu
              terjadi  lantaran  adanya  undang-undang  eksisting,  yaitu  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan, yang telah disepakati dalam Keputusan panitia kerja (panja) namun belum
              dimasukan ke dalam  UU Cipta Kerja yang telah disahkan pada rapat paripurna, Senin, 5 Oktober
              2020 lalu.
              "Terkait dengan klaster ketenagakerjaan, terkait dengan ayat yang di pasal 79 dan itu di pasal
              88 A dan juga pasal 154, sebenarnya itu tidak mengubah substansi, karena itu keputusan panja
              mengembalikan kepada undang-undang eksisting jadi ketentuan pasal 161 sampai dengan pasal
              172 undang-undang 13 (2003) di tingkat panja itu, itu kita putuskan kembali ke eksisting," kata
              Supratman ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/10).

              "Sementara pada saat dilakukan editing di dalam  itu ternyata disimplifikasi, nah akhirnya kita
              kembalikan  ke  posisinya  bahwa  semua  ketentuan  pasal  161  sampai  dengan  pasal  172  itu
              dicantumkan di dalam  pasal 154 Undang-Undang Cipta Kerja," katanya menambahkan.

              Dirinya mengklaim bahwa hal tersebut tidak dipersoalkan di dalam  aturan pembentukan undang-
              undang  sebagaimana  diatur  di  dalam    UU  11  Tahun  2012  tentang  Pembentukan  Peraturan
              Perundang-undangan.  Menurutnya  undang-undang  dikatakan  cacat  formil  apabila  DPR
              memasukan pasal yang bukan merupakan keputusan di dalam  panja.

              "Seharusnya  tidak  (melanggar  aturan).  karena  memang  keputusan  panja  itu-lah  yang  harus
              disahkan," ucapnya.

              Selain itu dirinya juga mempertanyakan adanya draf sebanyak 1.035 halaman yang beredar di
              publik. Supratman mengungkapkan bahwa baleg tak pernah mengeluarkan draf UU Cipta Kerja
              yang jumlah halamannya 1.035 ke publik.

              "Kalau soal draf yang beredar, yang edarin siapa? kan yang edarin siapa? yang kedua, bagi
              baleg, kita nggak pernah mengedarkan ada yang 1.035 halaman, atau yang lain-lain, sama sekali
              nggak pernah," ujarnya.

              Sebelumnya Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM menilai, UU Cipta Kerja memiliki kecacatan
              baik  secara  formil  maupun  materiil.  Dia  mengatakan,  proses  pembentukan  RUU  Cipta  Kerja
              selama ini berlangsung cepat, tertutup dan minim partisipasi publik. Dalam  penyusunannya,
              publik kesulitan memberikan masukan karena akses ke draf RUU Cipta Kerja tertutup.

              Akses  publik  terhadap  dokumen  RUU  Cipta  Kerja  baru  tersedia  setelah  selesai  dirancang
              pemerintah  dan  diserahkan  ke  DPR.  Bahkan,  Oce  mengingatkan,  DPR  dan  pemerintah
              melanjutkan  pembahasan  RUU  di  tengah  tengah  pandemi  Covid-19.  "RUU  Cipta  Kerja

                                                           131
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137