Page 200 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 200

pekerja, kalangan pengusaha, praktisi, akademisi, dan lembaga lain, seperti International Labour
              Organization (ILO).
              "Hati  saya  bersama  mereka  yang  saat  ini  masih  bekerja,  dan  mereka  yang  saat  masih
              menganggur,"  katanya,  dalam  Forum  Pemimpin  Redaksi  (Pemred),  di  Jakarta,  Senin
              (12/10/2020).

              Ida  menyebut,  pertemuan  dengan  para  pemangku  kepentingan  di  klaster  Ketenagakerjaan
              Undang-Undang (UU) Cipta Kerja sudah dilakukan 64 kali, diantaranya 2 kali rapat kerja, 56 kali
              rapat panitia kerja (panja), dan 6 kali rapat tim perumus dan tim sinkronisasi.

              "Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) dilakukan oleh panja secara intensif, dengan
              tetap  menggunakan  prinsip  musyawarah  untuk  mufakat.  Itu  dimulai  tanggal  20  April  2020.
              Semua pemangku kepentingan saya ajak, utamanya pada klaster ketenagakerjaan. Rumusan
              klaster ketenagakerjaan yang ada dalam RUU Cipta Kerja merupakan intisari dari hasil kajian
              ahli,  DGD,  rembug  Tripartit  (Pemerintah,  Buruh  dan Pengusaha).  Saya jamin  semuanya  ikut
              membahas, " katanya.

              Ida  menambahkan,    UU  Cipta  Kerja    dibutuhkan  untuk  menjawab  tantangan  terbesar,  yaitu
              mempertahankan dan menyediakan lapangan kerja di Indonesia. Setiap tahun, ada sekitar 2,9
              juta penduduk usia kerja baru yang masuk ke pasar kerja, sehingga kebutuhan atas lapangan
              kerja baru sangat mendesak.

              Apalagi di tengah pandemi ini, lanjut Menaker, ada sekitar 6,9 juta pengangguran dan 3,5 juta
              pekerja terdampak pandemi Covid-19. Banyak dari pengangguran ini merupakan angkatan kerja
              generasi muda.

              "UU Cipta kerja bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi para
              pencari kerja, serta para pengangguran. Lihat angka-angkanya, lihat kondisi kita saat pandemi
              ini. Bantu saya menyalakan lilin, karena kita bisa," ujarnya.
              Pada bagian lain, Ida menjelaskan, 87 persen dari total penduduk Indonesia, bekerja dengan
              tingkat pendidikan SMA ke bawah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 39 persen berpendidikan SD.

              Hal inilah salah satu yang menyebabkan produktivitas Indonesia tertinggal dibanding beberapa
              negara lainnya.

              Menjawab beberapa pertanyaan langsung dan detil dari Forum Pemred, Ida memastikan, UU
              Cipta  Kerja  diperlukan  untuk  menyederhakan  dan  memangkas  regulasi  yang  menghambat
              penciptaan lapangan pekerjaan. Di sisi lain, UU ini juga merupakan instrumen untuk peningkatan
              efektifitas birokrasi dan selaras dengan semangat pencegahan dan pemberantasan korupsi.




















                                                           199
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205