Page 201 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 201

Judul               Draf UU Cipta Kerja berubah lagi, KSBSI: Belum sesuai tuntutan buruh
                Nama Media          kontan.co.id
                Newstrend           Omnibus Law
                Halaman/URL         https://nasional.kontan.co.id/news/draf-uu-cipta-kerja-berubah-lagi-
                                    ksbsi-belum-sesuai-tuntutan-buruh
                Jurnalis            Lidya Yuniartha
                Tanggal             2020-10-13 19:19:00
                Ukuran              0
                Warna               Warna
                AD Value            Rp 17.500.000
                News Value          Rp 52.500.000
                Kategori            Dirjen PHI & Jamsos
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Negatif



              Narasumber

              neutral - Elly Rosita Silaban (Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI))
              Belum sesuai. Yang kita inginkan upah sektoral ada, alih daya jangan meluas, kontrak harus ada
              batasan dan terkait pesangon yang nilainya dikurangi



              Ringkasan

              Naskah Undang-Undang Cipta Kerja kembali mengalami perubahan. Kali ini, draf UU tersebut
              berjumlah  812  halaman.  Bila  dibandingkan dengan  draf  UU  Cipta  Kerja yang  berjumlah  905
              halaman,  di  draf  tersebut  terdapat  beberapa  perubahan  berkaitan  dengan  klaster
              ketenagakerjaan seperti yang dimuat dalam pasal 79, pasal 88A, pasal 154A, pasal 46C, juga
              pasal 46D.


              DRAF UU CIPTA KERJA BERUBAH LAGI, KSBSI: BELUM SESUAI TUNTUTAN BURUH


              Naskah Undang-Undang Cipta Kerja kembali mengalami perubahan. Kali ini, draf UU tersebut
              berjumlah  812  halaman.  Bila  dibandingkan dengan  draf  UU  Cipta  Kerja yang  berjumlah  905
              halaman,  di  draf  tersebut  terdapat  beberapa  perubahan  berkaitan  dengan  klaster
              ketenagakerjaan seperti yang dimuat dalam pasal 79, pasal 88A, pasal 154A, pasal 46C, juga
              pasal 46D.

              Meski ada draf terbaru, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita
              Silaban  mengatakan  Undang-Undang  tersebut  belum  sesuai  dengan  tuntutan  buruh.  "Belum
              sesuai.  Yang  kita  inginkan  upah  sektoral  ada,  alih  daya  jangan  meluas,  kontrak  harus  ada
              batasan  dan  terkait  pesangon  yang  nilainya  dikurangi,"  terang  Elly  kepada  Kontan,  Selasa
              (13/10).Khusus mengenai pesangon, Elly menyebut pihaknya pun menolak UU ini karena tidak
              adanya kejelasan mengenai turunnya pesangon dari 32 kali upah menjadi 25 kali upah, dimana
              ada 19 dari pengusaha dan 6 dari pemerintah.Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan sudah
              mengatakan pihaknya menginginkan poin-poin yang dituntut berkaitan dengan upah sektoral,


                                                           200
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206