Page 55 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MARET 2021
P. 55
"Sistem informasi pasar kerja kita harus didorong lebih kuat lagi. Setidak-tidaknya menuju sistem
pasar kerja ideal seperti di Korea Selatan yang memiliki lima karakteristik, yaitu relevan, andal,
efisien, berfokus pada klien, dan komprehensif," ujarnya.
Dia mengatakan itu saat memaparkan Grand Design Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker)
dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam penciptaan dan pemenuhan
pasar kerja 2021 di masa pandemi Covid-19 dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Komplek
Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/3/2021).
Ida menyebut, SIPK Indonesia saat ini masih belum optimal, ideal, serta terbatas. Hasil studi
Bappenas dan Bank Dunia (2020) menunjukan, SIPK Indonesia berada pada tingkat dasar
menuju menengah.
Oleh karena itu, lanjutnya, dibutuhkan upaya membangun SIPK yang ideal untuk mempercepat
upaya pengurangan pengangguran dan memperluas kesempatan kerja.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, layanan informasi pasar kerja yang
disediakan terbatas, sedikit pemangku kepentingan terlibat, dan kualitas dan variasi data
terbatas.
"Tentu (SIPK-red) membutuhkan perbaikan dan kami mohon dukungan Komisi IX DPR terkait
upaya kami membangun sistem informasi pasar kerja yang ideal," katanya dalam keterangan
tertulis yang diterima Kompas.com.
Ida menambahkan, permasalahan pasar kerja di Indonesia adalah missmatch antara lulusan
pendidikan dengan dunia kerja, job matching yang kurang efisien, kurangnya jumlah tenaga
kerja yang sesuai kebutuhan kerja, dan rendahnya produktivitas tenaga kerja.
Walau demikian, pengembangan, perbaikan, dan optimalisasi pasar kerja menemukan
momentumnya pada masa pandemi mengingat ketersediaan data ketenagakerjaan yang dinamis
menjadi penentu kebijakan di bidang ketenagakerjaan.
"Contoh, pelaksanaan Bantuan Subsidi Upah (BSU) dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan kemarin menjadi modal awal integrasi sistem pasar kerja yang baik," katanya.
Ida menambahkan, grand design pengembangan pasar kerja Indonesia dibagi tiga tahap, yakni
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Pada jangka pendek atau realtime dikembangkan sistem informasi pasar kerja ( labor market
information system -LMIS).
Selanjutnya, untuk kepentingan perencanaan pendidikan dan pelatihan vokasi jangka menengah
dikembangkan sistem monitoring keterampilan ( skill monitoring system ).
"Sedangkan untuk analisis tenaga kerja jangka panjang dan bersifat strategis terkait kebijakan
pembangunan ekonomi jangka menengah dan jangka panjang dikembangkan kerangka analisis
permintaan tenaga kerja ( demand analysis framework ) atau perencanaan tenaga kerja
(manpower planning framework)," jelasnya.
54