Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MARET 2021
P. 80

Ringkasan

              Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) terus mengevaluasi empat kandidat vaksin
              covid-19 yang akan digunakan untuk vaksinasi di Indonesia. Hal ini diungkapkan Charles saat
              rapat  kerja  Komisi  IX  DPR  RI  dengan  Menteri  Kesehatan  Budi  Gunadi  Sadikin,  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Kepala BPOM, Dirut
              Bio Farma, KADIN, dan APINDO, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (15/3).



              BADAN POM EVALUASI PERKEMBANGAN 4 KANDIDAT VAKSIN COVID-9

              Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) terus mengevaluasi empat kandidat vaksin
              covid-19 yang akan digunakan untuk vaksinasi di Indonesia.

              "Beberapa vaksin covid-19 sedang dalam proses evaluasi di Badan POM," kata Kepala Badan
              POM Penny Kusumastuti Lukito dalam keterangannya Selasa (16/3).

              Keempat  kandidat  vaksin  itu,  yakni  Covid-19  Vaccine  AstraZeneca  yang  diproduksi  Biologica
              Germany,  SARS-CoV-2  Vaccine  (Vero  Cell)  Inactivated  produksi  Sinopharm,  Sputnik  V  yang
              diproduksi Gamaleya/Gerenium Russia dan Covovax yang diproduksi Serum Institute India (SII)
              dari Novavax.

              Menurutnya, vaksin-vaksin itu harus memenuhi syarat yang sama untuk data preklinik, klinik,
              dan jaminan mutu. Bahkan, adanya pemenuhan persyaratan Good Laboratory Practice (GLP),
              Good Clinical Practice (GCP), dan Good Manufacturing Practice (GMP).

              "Tentunya  pemenuhan  persyaratan  tersebut  dilakukan  oleh  otoritas  obat  setempat  terkait,"
              sebut Penny.

              Sejauh  ini,  ada  tiga  vaksin  Covid-19  yang  sudah  mendapat  izin  penggunaan  darurat  atau
              emergency use authorization (EUA) dari Badan POM. Diantaranya vaksin Coronavac asal Sinovac
              Tiongkok, Vaksin Covid-19 buatan Biofarma dengan bahan baku Sinovac, dan vaksin AstraZeneca
              produksi SK-Bio Korea.

              "Saat ini tiga vaksin Covid-19 sudah mendapat EUA, tiga vaksin ini juga diberlakukan persyaratan
              sama untuk uji klinik dan preklinik," paparnya.
              Terkait vaksin Nusantara, Penny menyebut proses uji klinis vaksin itu tidak mengukuti kaidah
              klinis.  Padahal,  pihaknya  telah  membuat  aturan  tertentu  terhadap  segala  proses  pembuatan
              vaksin gagasan eks Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto itu.

              Salah  satu  kaidah  klinis  yang  tak  diikuti  ialah  tempat  lokasi  penelitian.  Terdapat  perbedaan
              tempat penelitian dengan pihak yang sebelumnya mengajukan diri sebagai komite etik.

              "Komite etik dikeluarkan oleh RSPAD Gatot Soebroto Jakarta tapi pelaksanaan penelitian ada di
              RSUP dr Kariadi Semarang," jelasnya.

              Menurut Penny, hal tersebut telah melanggar kaidah good clinical practice. Sebab, perbedaan
              lokasi  penelitian  ini  sejatinya  merupakan  aturan  dari  Badan  POM. "Pemenuhan  kaiidah  good
              clinical practice juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini, dalam persetujuan dengan Badan
              POM," terangnya.

              Selain itu, Penny juga menyoroti soal kaidah klinis pengembangan vaksin. Penny tidak melihat
              adanya pembuktian dari peneliti terkait tanggung jawab pelaksanaan dan terutama terhadap
              keselamatan subjek penelitian Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris
              mendesak Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM)
                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85