Page 65 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 65

Seperti  diketahui  pemerintah  saat  ini  sedang  membahas  Rancangan  Undang-undang  (RUU)
              Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang dalam perkembangannya menimbulkan kekhawatiran
              dikalangan para pekerja.



              SERIKAT PEKERJA DI BOGOR TOLAK RUU OMNIBUS LAW CIPTA LAPANGAN KERJA
              KARENA DIANGGAP MERUGIKAN

              Laporan  Wartawan  TribunnewsBogor.com,  Lingga  Arvian  Nugroho    TRIBUN-COM,  BOGOR
              TENGAH -  Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh
              Indonesia (FSP RTMM-SPSI) melakukan deklarasi menolak Rancangan Undang-undang (RUU)
              Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.


              Seperti  diketahui  pemerintah  saat  ini  sedang  membahas  Rancangan  Undang-undang  (RUU)
              Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang dalam perkembangannya menimbulkan kekhawatiran
              dikalangan para pekerja.

              Pembahasan klaster ketenagakerjaan masih terus dibahas oleh pemerintah dan Badan Legislasi
              Dewan Perwakilan Rakyat (Baleg DPR).

              Pemerintah  mengajukan  tujuh  substansi  pokok perubahan  dalam  UU  Nomor  13  Tahun  2003
              tentang Ketenagakerjaan di RUU Cipta Kerja.

              Dari draft yang beredar, ketujuh substansi tersebut diantaranya adalah waktu kerja, rencana
              penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA), pekerja kontrak atau perjanjian kerja waktu tertentu
              (PKWT),  alih  daya  atau  outsourcing,  upah  minimum,  pesangon  PHK,  dan  program  jaminan
              kehilangan pekerjaan.

              Menanggapi  itu,  Ketua  Umum  Serikat  Pekerja  Federasi  Serikat  Pekerja  Rokok  Tembakau
              Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM-SPSI) Sudarto mengatakan,
              mengatakan bahwa draft RUU Omnibus Law yang beredar merugikan pekerja.

              "Kami perlu mengantisipasi karena Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari dan oleh
              untuk pekerja yang bersifat bebas mandiri demokratis dan bertanggung jawab guna melindungi
              dan  membela  hak  serta  kepentingan  pekerja,  RUU  Omnibus  Law  ini  memberikan  dampak
              terhadap  menurunnya  kesejahteraan  pekerja  Indonesia,"  katanya  pada  acara  rapimnas  FSP
              RTMM-SPSI di Bogor, Rabu (30/9/2020)  Menurut Sudarto, pihaknya telah berkirim surat kepada
              Presiden Jokowi, DPR dan Kementerian terkait bahwa RUU Omnibus Law meresahkan pekerja.

              Ada tiga keinginan yang disampaikan meminta semua hak dan perlindungan tenaga kerja tetap
              terjaga  sebagaimana  mestinya,  industri  sebagai  sawah  ladang  pekerja  diperhatikan  dan
              diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang agar bisa mensejahterakan pekerjanya
              dan memperluas lapangan kerja.

              Selanjutnya  adalah  peran    serikat  pekerja    sebagai  wakil  pekerja  hendaknya  diberikan  porsi
              dalam pengambilan keputusan kebijakan ketenagakerjaan maupun regulasi yang menyangkut
              ketenagakerjaan.

              "Selama  omnibus  law  tidak  menggangu  usulan  tersebut,  kami  mendukung  tapi  kalau
              mengganggu, kami pasti menyatakan menolak," ujarnya  Selain RUU Omnibus Law, untuk sektor
              industri hasil tembakau (IHT) menghadapi regulasi yang dinilai menghambat keberlangsungan
              industri tembakau.

              Mulai dari kenaikan harga jual eceran (HJE), rencana revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
              109 Tahun 2012, hingga rencana ekstensifikasi cukai.

                                                           64
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70