Page 94 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 94

TAK PUNYA KEAHLIAN, CALON WIRAUSAHAWAN BANYAK YANG BALIK JADI
              KARYAWAN
              Jakarta -  Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
              Kerja  (Binapenta  dan  PKK)  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Suhartono,  menyoroti  fenomena
              banyaknya  calon    wirausahawan    yang  gagal  membangun  bisnis  lantaran  tak  punya  cukup
              kemampuan untuk berdagang.

              Gambaran situasi ini didapatkannya lantaran ia banyak melihat calon  pengusaha  yang ikut
              pelatihan (  workshop  ), namun hanya punya bekal sebagai produsen saja.

              "Kami melatih orang ribuan, tapi kemudian setelah mereka punya  skill  hanya bisa memproduksi
              saja. Maunya kami, dia memproduksi dan dia bisa langsung jual," ujar dia dalam sesi webinar,
              Rabu (30/9/2020).

              "Ketika saya akan berwirausaha, saya katakan buka bengkel, kami punya  workshop  untuk
              melatih orang bisa untuk itu. Tapi ketika dia kita latih, akhirnya dia jadi seorang pekerja lagi.
              Harus menerima upah yang katakanlah UMR juga," ungkapnya.

              CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin turut buka suara atas fenomena tersebut. Dia menceritakan
              pengalamannya  ketika  berhadapan  dengan  pedagang  sekaligus  produsen  kelas  UMKM  di
              Bukalapak  online marketplace  .

              "Produsen-produsen,  terutama  produsen  UMKM  mengalami  kesulitan  untuk  berdagang.  Kita
              kasih contoh, ada produsen UMKM binaan salah satu kementerian, ke tempat kita, kita taruh di
              depan (  marketplace  ) terus saya coba  order  . Ordernya lama. Pertama malah enggak dikirim,"
              tuturnya.


              Berdasarkan  cerita  tersebut,  Rachmat  mengambil  kesimpulan  jika  produsen  dan  pedagang
              merupakan dua profesi yang berbeda. "Jadi banyak orang yang bisa berproduksi, tapi enggak
              punya niat/skill/kemampuan untuk menjadi merchant," sambungnya.

              Rachmat pun menyarankan kepada para calon wirausahawan agar lebih bisa mempersiapkan
              skill  berdagangnya. Atau paling tidak, para pedagang tersebut dapat membentuk suatu grup
              atau perkumpulan yang di dalamnya ada satu penjual.

              "Kuncinya  mungkin  buat  produsen-produsen  yang  mengalami  kesulitan,  mungkin  bisa
              dipertemukan dengan pedagang-pedagang yang sudah mumpuni. Jadi barangnya bisa dibantu
              untuk  dijualin.  Modelnya  bisa  macem-macem,  bisa  sistem  consignment  atau  konsinyasi,  jadi
              reseller istilahnya," imbuhnya.
























                                                           93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99