Page 241 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 241

"Ya  betul  kami  setuju  [dengan  rekomendasi  Dewan  Pengupahan],"  ujar  Wakil  Ketua  Umum
              Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Shinta  Kamdani  kepada  Kontan,  Kamis  (8/10).Menurut
              Shinta, hal tersebut mempertimbangkan kondisi perusahaan yang mengalami kesulitan dari sisi
              arus kas akibat pandemi Covid-19. Akibatnya, pengusaha pun mengalami kesulitan untuk bisa
              mempertahankan usahanya.

              "Malah  ada  banyak  sektor  yang  sudah  merumahkan  karyawannya.  Sementara  pemulihan
              ekonomi  butuh  waktu  dan  kondisi  pengetatan  PSBB  tentunya  tidak  membantu,"  lanjut
              Shinta.Shinta  tak  menampik  bila  nantinya  formula  penghitungan  UMP  tahun  2021  mengikuti
              Peraturan  Pemerintah  Nomor  78  tahun  2015  tentang  pengupahan,  maka  pengusaha  akan
              kesulitan untuk membayar upah tersebut.

              Hal senada pun disampaikan oleh Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi)
              Anggawira. Dia berharap ada solusi terbaik berkaitan dengan penentuan UMP 2021.

              Menurutnya, bila penetapan UMP 2021 sesuai dengan perhitungan yang ada yakni berdasarkan
              pertumbuhan ekonomi dan inflasi, mungkin terjadi penurunan lantaran pertumbuhan ekonomi
              yang negatif dan deflasi yang mungkin terjadi akibat Covid-19.

              "Saya melihat pemerintah dan dewan pengupahan sudah punya hitung-hitungan yang memang
              bisa secara logis dan secara realita ini dimalumkan," ujar Anggawira.Dia pun berharap serikat
              pekerja bisa memahami situasi saat ini melihat pengusaha pun turut kesulitan bahkan mengalami
              perlambatan dan pelumpuhan di beberapa sektor usaha. Dia berharap dalam penetapan UMP
              tidak muncul polemik tetapi ada kesepahaman di antara tripartit.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pun mengatakan penetapan Upah Minimum
              tahun 2021 sementara ini akan tetap mengacu pada PP 78/2015.

              Meski  begitu,  melihat  adanya  pandemi  Covid-19  dan  pertumbuhan  ekonomi  mengalami
              penurunan, dia berpendapat bahwa penetapan UMP tidak mungkin ditetapkan secara normal
              sebagaimana  peraturan  pemerintah."Kami  mendapatkan  saran  dari  dewan  pengupahan
              nasional, yang saran ini akan menjadi acuan bagi kami, bagi menteri untuk menetapkan upah
              minimum tahun 2021. Karena kalau kita paksakan mengikuti PP 78 atau mengikuti UU baru ini
              pasti akan banyak sekali perusahaan-perusahaan yang tidak mampu membayar upah minimum
              provinsi," kata Ida.

              Meski  begitu,  Ida  pun  memastikan  pihaknya  akan  terus  memberikan  perkembangan  terbaru
              mengenai UMP 2021 sambil tetap mendengarkan masukan dari Dewan Pengupahan Nasional.

              Tampilkan  Semua      .bg-color-linkedin  {  background-color:  #0072b1;  }    INDEKS  BERITA
              Reporter: Lidya Yuniartha  Editor: Noverius Laoli.






















                                                           240
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246