Page 237 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 237

Berdasarkan  informasi  yang  didapatkan  Menaker,  DPR  hendak  mengurangi  intensitas  rapat
              dengan alasan banyak anggota yang terpapar Covid-19.
              "DPR memutuskan untuk mempercepat (pengesahan) yang rencananya tanggal 6 atau tanggal
              8 (Oktober). Kemudian diajukan menjadi tanggal 5 dengan alasan karena untuk mengurangi
              jam-jam rapat sehingga bisa menekan penyebaran Covid-19," ujarnya dalam Sosialisasi UU Cipta
              Kerja Klaster Ketenagakerjaan yang ditayangkan secara virtual, dilansir dari  Kompas.com  ,
              Kamis (8/10).

              "Mungkin banyak yang mengatakan begitu kenapa kok tiba-tiba tanggal 5? Itu yang saya dengar
              memang  alasan  penjelasan  dari  Wakil  Ketua  (DPR)  karena  banyak  teman-teman  DPR  yang
              terpapar Covid-19," sambungnya.

              Ida mengatakan, Omnibus Law UU Cipta Kerja telah melalui proses rapat koordinasi yang tidak
              singkat. Sebelum jadi UU, Omnibus Law Cipta Kerja sudah dibahas selama 64 kali. Terdiri dari 2
              kali rapat kerja, 56 rapat Panja DPR dan 6 kali rapat tim peumus tim sinkronisasi.
              "Kemudian pada akhirnya, DPR memutuskan mengesahkan dalam rapat paripurna tanggal 5
              Oktober," ujarnya.

              Pada 5 Oktober lalu, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengetuk palu tanda disahkannya
              Omnibus Law UU Cipta Kerja, setelah mendapatkan persetujuan dari semua peserta rapat. Rapat
              Paripurna DPR tersebut diwarnai aksi walk out Fraksi dari Partai Demokrat lantaran merasa tidak
              diberi kesempatan untuk melontarkan pendapat.

              Ketua  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  Supratman  Andi  Agtas  dalam  pemaparannya  di  Rapat
              Paripurna menjelaskan, RUU Cipta Kerja dibahas melalui 64 kali rapat sejak 20 April hingga 3
              Oktober 2020. RUU Cipta Kerja terdiri atas 15 bab dan 174 pasal.

              (RZD).








































                                                           236
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242