Page 234 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 234

KADIN DAN HIPMI SEPAKAT DENGAN REKOMENDASI DEWAN PENGUPAHAN, UMP
              2021 SAMA DENGAN TAHUN 2020
              TRIBUNJABAR.ID  - Rekomendasi  Dewan Pengupahan Nasional  yang mengusulkan agar  upah
              minimum provinsi  (UMP) 2021 sama seperti 2020, disepakati pengusaha.

              "Ya  betul  kami  setuju  (dengan  rekomendasi  Dewan  Pengupahan),"  ujar  Wakil  Ketua  Umum
              Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Kamdani kepada  Kontan  , Kamis (8/10/2020).

              Menaker  Ida  Fauziyah  Tegaskan  Upah  Minimum  Tidak  Dihapus Tapi  Diatur  dalam  Peraturan
              Pemerintah    KABAR  BAIK  SEKALI!  Jutaan  Guru  Honorer  dan  Guru  Agama  Juga  Bakal  Dapat
              Bantuan Subsidi Upah  Banyak Dipermasalahkan, Ini Aturan Upah Minimum Pekerja di UU Cipta
              Kerja    Pengusaha  setuju  karena  mempertimbangkan  kondisi  perusahaan  yang  mengalami
              kesulitan dari sisi arus kas akibat pandemi  Covid-19  .

              Akibatnya, pengusaha pun mengalami kesulitan untuk bisa mempertahankan usahanya.

              "Malah  ada  banyak  sektor  yang  sudah  merumahkan  karyawannya.  Sementara  pemulihan
              ekonomi butuh waktu dan kondisi pengetatan PSBB tentunya tidak membantu," lanjut Shinta.

              Shinta tak menampik bila nantinya formula penghitungan  UMP  tahun 2021 mengikuti Peraturan
              Pemerintah  Nomor  78  tahun  2015  tentang  pengupahan,  pengusaha  akan  kesulitan  untuk
              membayar upah tersebut.

              Hal senada pun disampaikan oleh Wakil Ketua  Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi)
              Anggawira.

              Dia berharap ada solusi terbaik berkaitan dengan penentuan UMP 2021.

              Menurutnya, bila penetapan  UMP  2021 sesuai dengan perhitungan yang ada yakni berdasarkan
              pertumbuhan ekonomi dan inflasi, mungkin terjadi penurunan lantaran pertumbuhan ekonomi
              yang negatif dan deflasi yang mungkin terjadi akibat  Covid-19  .
              "Saya melihat pemerintah dan dewan pengupahan sudah punya hitung-hitungan yang memang
              bisa secara logis dan secara realita ini dimalumkan," ujar Anggawira.

              Dia pun berharap serikat pekerja bisa memahami situasi saat ini melihat pengusaha pun turut
              kesulitan bahkan mengalami perlambatan dan pelumpuhan di beberapa sektor usaha.

              Dia berharap dalam penetapan  UMP  tidak muncul polemik tetapi ada kesepahaman di antara
              tripartit.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pun mengatakan penetapan upah minimum
              tahun 2021 sementara ini akan tetap mengacu pada PP 78/2015.

              Meski  begitu,  melihat  adanya  pandemi    Covid-19    dan  pertumbuhan  ekonomi  mengalami
              penurunan, dia berpendapat bahwa penetapan  UMP  tidak mungkin ditetapkan secara normal
              sebagaimana peraturan pemerintah.

              "Kami mendapatkan saran dari dewan pengupahan nasional, yang saran ini akan menjadi acuan
              bagi  kami,  bagi  menteri  untuk  menetapkan  upah  minimum  tahun  2021.  Karena  kalau  kita
              paksakan mengikuti PP 78 atau mengikuti UU baru ini pasti akan banyak sekali perusahaan-
              perusahaan yang tidak mampu membayar  upah minimum provinsi  ," kata Ida.

              Meski  begitu,  Ida  pun  memastikan  pihaknya  akan  terus  memberikan  perkembangan  terbaru
              mengenai  UMP  2021 sambil tetap mendengarkan masukan dari  Dewan Pengupahan Nasional


                                                           233
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239