Page 383 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 383

penolakan dari berbagai elemen masyarakat terutama kalangan buruh. Alasannya, omnibus Law
              Cipta Kerja merugikan buruh, salah satunya perubahan sistem upah buruh.
              Bagaimana  pengaturan  upah  buruh/pekerja  menurut  omnibus  law  Cipta  Kerja?  Apa  yang
              membedakan  pengaturan  upah  buruh  dalam  omnibus  law  Cipta  Kerja  dengan  sebelumnya?
              Sebelum ada omnibus law Cipta Kerja, upah buruh/pekerja diatur dalam Undang-Undang Nomor
              13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Aturan itu tertuang di pasal 88 hingga pasal 98.

              Dengan  kebijakan  itu,  selama  ini  lahir  upah  minimum  provinsi  (UMP),  upah  minimum
              kabupaten/kota (UMK), dan upah minimum sektoral.

              Dengan lahirnya Omnibus Law UU Cipta Kerja, ada isu UMP, UMK, dan upah minimum sektoral
              dihapuskan. Benarkah demikian?

              Dikutip dari draft RUU Cipta Kerja yang dibawa ke sidang paripurna DPR, Senin (5/10/2020),
              aturan itu merevisi pasal 88 dan menghapus pasal 89, 90, 91, 96, dan 97. Namun draft RUU
              Cipta Kerja juga menambahkan banyak pasal baru seperti pasal 88 A, pasal 88 B, pasal 88 C,
              pasal 88 D, pasal 88 E.

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziah  dalam konferensi  pers  Rabu  (7/10/2020)  menjelaskan,
              tidak ada penghapusan upah minimum seperti yang viral di media sosial. "Upah minimum, UMP,
              UMK tetap ada," ujar Ida.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah juga memastikan Omnibus Law UU Cipta Kerja tidak akan
              menyebabkan  upah  minimum  turun.  Bahkan,  dengan  aturan  ini  upah  minimun  malah  tidak
              ditangguhkan.

              Perubahan  ketentuan  upah  minimum  adalah  kenaikan  upah  minimum  memperhitungkan
              pertumbuhan  ekonomi  daerah.  Selama  ini,  upah  minimum  memperhitungan  pertumbuhan
              ekonomi nasional.

              Lalu  bagaimana  dengan  upah  per  jam?  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  memang  mengatur  upah
              berdasarkan  waktu.  Menurut  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziah,  upah  per  jam  untuk
              memfasilitasi pekerjaan tertentu.

              Skema  upah  per  jam  dapat  diterapkan  sebagai berikut:    Untuk  menampung  jenis  pekerjaan
              tertentu  (konsultan,  pekerjaan  paruh  waktu,  dll)  dan  jenis  pekerjaan  baru  (ekonomi  digital)
              Upah minimum per jam tidak menghapus ketentuan upah minimum  Tampilkan Semua   .bg-
              color-linkedin { background-color: #0072b1; }  INDEKS BERITA  Reporter: Adi Wikanto  Editor:
              Adi Wikanto.
























                                                           382
   378   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388