Page 565 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 565

Kerja menjadi UU merupakan forum yang sesat dan cacat prosedur.  Akibatnya, kata legislator
              Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat X ini, forum itu juga memberikan persetujuan pada  UU
              Cipta Kerja  yang sesat pula.



              DIDI IRAWADI UNGKAP FAKTA MENGEJUTKAN SOAL UU CIPTA KERJA

              Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Didi Irawadi Syamsuddin menyatakan rapat paripurna
              dewan  pada  5  Oktober  2020  dengan  agenda  pengesahan  Rancangan  Undang-Undang  Cipta
              Kerja menjadi UU merupakan forum yang sesat dan cacat prosedur. Akibatnya, kata legislator
              Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat X ini, forum itu juga memberikan persetujuan pada  UU
              Cipta Kerja  yang sesat pula.

              "Rapat paripurna sesat dan cacat prosedur. Sudah tiga periode saya jadi anggota DPR RI. Baru
              kali ini saya punya pengalaman yang tidak terduga. Pimpinan DPR telah mengesahkan RUU yang
              sesat dan cacat prosedur," ucap Didi dalam keterangan tertulisnya kepada , Kamis (8/10).

              Pernyataan  itu  disampaikan  Anggota  Komisi  X  DPR  ini  karena  saat  berlangsungnya  rapat
              paripurna  pengambilan  keputusan  tingkat  II  atas  RUU  Cipta  Kerja,  pihaknya  tidak  melihat
              selembar naskah pun mengenai omnibus law RUU Cipta Kerja tersebut.

              "Tidak ada selembar pun naskah RUU terkait Ciptaker yang dibagikan saat rapat paripurna 5
              Oktober  2020  tersebut.  Jadi  pertanyaanya,  sesungguhnya  RUU  apa  yang  telah  diketok  palu
              kemarin itu?" kata Didi bertanya-tanya. Seharusnya, kata Didi, sebelum palu keputusan diketok,
              naskah RUU Cipta Kerja sudah bisa dilihat dan dibaca oleh semua anggota. Apalagi sebagai wakil
              rakyat, dia hadir di forum tersebut.

              "Padahal kami kemarin hadir pada forum rapat tertinggi DPR. Dalam forum rapat tertinggi ini,
              wajib semua yang hadir diberikan naskah RUU tersebut. Jangankan yang hadir secara fisik, yang
              hadir secara virtual pun harus diberikan," tegasnya.

              Sebagai perbandingan, jangankan RUU Ciptaker yang dinilai sangat penting ini, bahan-bahan
              untuk rapat tingkat komisi dan badan saja biasanya diberikan kepada semua anggota dewan
              beberapa hari sebelumnya.

              "Kenapa  justru  RUU  Ciptaker  yang  berdampak  luas  pada  kehidupan  kaum  buruh,  UMKM,
              lingkungan hidup dan lainnya tidak tampak naskah RUU-nya sama sekali? Sungguh ironis RUU
              Ciptaker yang begitu sangat penting. Tidak selembar pun ada di meja kami," sesalnya.

              Kejanggalan lainnya menurut kepala Departemen Energi dan Keamanan Nasional DPP Partai
              Demokrat ini, undangan rapat diberitahu hanya beberapa jam sebelum paripurna.

              "Inilah undangan rapat yang telah memecahkan rekor undangan secepat kilat. Ada apa gerangan
              ini? Sungguh tidak etis untuk sebuah RUU sepenting dan krusial ini," kata Didi.

              Kecurigaan Didi beralasan. Sebab, sebelumnya sudah dijadwal bahwa rapat paripurna tentang
              RUU Ciptaker akan dilakukan pada 8 Oktober 2020, hari ini. Namun, tiba-tiba dipercepat menjadi
              5 Oktober lalu, tanpa informasi yang cukup dan memadai.

              "Sehingga rapat itu menjadi rapat yang dadakan, tergesa-gesa dan dipaksakan. Di samping telah
              cacat prosedur, bagi Partai Gemokrat ada lima alasan kenapa kami menolak RUU ini," jelasnya.

              Alasan pertama, RUU Cipta Kerja tidak memiliki nilai urgensi dan kegentingan memaksa di tengah
              krisis pandemi ini. Di masa awal Covid-19, prioritas utama negara harus diorientasikan pada
              upaya  penanganan  pandemi,  khususnya  menyelamatkan  jiwa  manusia,  memutus  rantai
              penyebaran Covid-19, serta memulihkan ekonomi rakyat.
                                                           564
   560   561   562   563   564   565   566   567   568   569   570