Page 61 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 MEI 2020
P. 61
Mirna membayar agen sekitar Rp12 juta untuk memulangkan mereka.
Malangnya, agen tersebut kabur bersama uangnya dan malah polisi Malaysia yang
datang menjemput untuk menginapkan mereka di hotel prodeo. Perempuan asal
Nusa Tenggara Timur (NTT) itu harus mendekam di penjara selama sepekan
sebelum dideportasi bersama kedua anaknya yang masih balita pada awal April.
Suaminya masih harus mendekam di penjara Malaysia sambil menunggu proses
deportasi. Mirna sendiri sudah berada di Rumah Perlindungan Traumatic Center
(RPTC) Bambu Apus Kemensos selama satu bulan lebih.
"Masih belum bisa pulang, kapal ke NTT baru ada 26 Juni," kata Marni dengan logat
melayu kental setelah delapan tahun tinggal di Malaysia.
Melihat kenyataan tersebut, Marni hanya bisa menerima nasib tinggal di RPTC
Bambu Apus bersama kedua anaknya, dengan yang tertua memiliki panggilan akrab
Jokowi Kecil.
Marni mengaku menyesal, marah dan kecewa dengan nasibnya saat ini, mengingat
pekerjaannya di Malaysia menjadi tumpuan anggota keluarganya.
Setelah pandemi usai dia bertekad untuk kembali menjadi TKI lewat jalur legal
meski tidak bisa kembali ke Malaysia. Alasannya karena pendapatan yang dia terima
selama bekerja sebagai petugas cleaning service di sebuah agen di Malaysia lebih
besar dibandingkan ketika mencari uang di Indonesia.
Rencananya, dia akan menitipkan kedua anaknya kepada orang tuanya yang berada
di NTT ketika bekerja kembali ke luar negeri. Suaminya sendiri berniat tidak akan
kembali bekerja sebagai TKI, tapi menjadi nelayan.
"Kalau saya kan masih muda, cari uang saja dulu dan di luar negeri lebih besar
daripada di sini. Biar suami dan orang tua yang jaga anak sementara saya bekerja,"
kata perempuan berusia 24 tahun itu.
Berbeda dengan Marni, TKI lain bernama Purnama yang juga berada di RPCT
Bambu Apus tidak ingin kembali bekerja di negara orang setelah dideportasi dari
Malaysia.
Dia ingin membantu orang tuanya yang bekerja sebagai peternak di NTT karena
kondisi kakinya yang sudah tidak seperti dulu setelah menjadi korban tabrak lari di
Johor, Malaysia.
Purnama sudah 12 tahun bekerja sebagai operator mesin pengangkut barang di
sebuah perusahaan di Johor, Malaysia. Awalnya dia bekerja sebagai buruh di Batam
sebelum tergiur dengan ajakan teman mendapatkan upah yang lebih besar di
Malaysia.
Page 60 of 78.