Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 100

dalam penyusunan peraturan pemerintah (PP) dan peratuaran Presiden (Perpres) turunan UU
              Omnibus Law Cipta Kerja.
              Sejumlah  perserta  aksi  dari  Federasi  Serikat  Pekerja  Singaperbangsa  (FSPS)  melakukan  aksi
              damai dengan menonton bareng siaran langsung sidang uji materi UU Omnibuslaw yang sedang
              berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (4/11). HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA
              POS

              Diwarnai Kabar Bohong

              Semenjak UU Omnibus Law Cipta Kerja disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, pada Senin, 5
              Oktober  2020,  sejumlah  hoaks  beredar  dan  memicu  kegusaran  publik.  Menteri  Koordinator
              bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun menjawab sederet informasi keliru yang begitu
              ramai tersebut.

              Banyak hoaks yang beredar di tengah masyarakat terkait isu klaster ketenagakerjaan dalam UU
              Omnibus Law Cipta Kerja. Informasi keliru itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.

              "Kami  meminta  masyarakat  tidak  mudah  percaya  dengan  hoaks  yang  sudah  sangat  banyak
              beredar terkait UU Cipta Kerja," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta,
              Rabu (7/10).

              Adapun informasi keliru yang beredar terkait UU Cipta Kerja yakni banyaknya hak-hak pekerja
              yang  dihapuskan.  Diantaranya  upah  minimum,  pesangon  bagi  yang  terkena  Pemutusan
              Hubungan  Kerja  (PHK),  cuti  haid,  cuti  melahirkan,  dan  jam  kerja  para  buruh,  status
              kekaryawanan sebagai pegawai kontrak seumur hidup, serta bakal banyaknya tenaga kerja asing
              (TKA) yang masuk ke Indonesia secara bebas.

              Airlangga menegaskan bahwa para pekerja mendapatkan kepastian pembayaran pesangon dan
              mendapat tambahan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Selain itu, di dalam UU Omnibus Law
              Cipta Kerja tertera manfaat lain bagi para pekerja yang terkena PHK.

              Misalnya, peningkatan kompetensi atau up-skilling, serta akses pada kesempatan kerja yang
              baru. Airlangga mengatakan, mengenai waktu kerja, istirahat jam kerja, dan istirahat minggu
              tetap mengacu regulasi lama di Pasal 77 dan Pasal 79.

              Para demonstran berunjuk rasa menolak pengesahan Undang-undang Cipta Kerja di area Patung
              Arjuna  Wiwaha,  Jalan  Medan  Merdeka  Barat,  Jakarta,  Selasa  (20/10/2020).  Aksi  gabungan
              buruh, petani, mahasiswa, dan pelajar yang dilakukan bersamaan dengan setahun pemerintahan
              Presiden  Joko  Widodo  dan  Wakil  Presiden  Ma'ruf  Amin  itu  meminta  Presiden  mengeluarkan
              Perppu pencabutan UU tersebut karena dinilai kurang berpihak pada rakyat kecil. Foto: Dery
              Ridwansah

              Bahkan  mantan  Menteri  Perindustrian  itu  mengatakan,  UU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  juga
              mengatur pekerjaan yang sifatnya fleksibel atau tidak terikat dengan waktu kerja, seperti e-
              commerce.

              Masalah itu, diatur dalam perjanjian kerja sesuai aturan dalam Pasal 77.

              "Kami tegaskan bahwa pengusaha wajib memberikan cuti dan waktu istirahat. Waktu ibadah,
              cuti haid, cuti melahirkan, waktu menyusui. kami tegaskan tidak dihapus dan tetap sesuai UU
              lama," tegasnya.
              Para  pekerja  kontrak  juga  dipasrikan  tetap  mendapat  jaminan  perlindungan  upah  dan
              kesejahteraan. Pergantian perusahaan outsourcing diatur dalam Pasal 66. UU Omnibus Law Cipta



                                                           99
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105