Page 103 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 103

langkah strategis penanganan Covid-19. Belum cukup sampai di situ, Uchok juga menjabarkan
              kekurangan program TKM dan padat karya. Menurutnya, minimnya data tentang kondisi di desa
              merupakan bukti Kemnaker tidak memiliki sumberdaya manusia yang siap menjalankan program
              TKM.



              KPK DIMINTA PELOTOTI PROGRAM JPS KEMNAKER

              Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyoroti bantuan jaring
              pengaman sosial (JPS) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

              Uchok bilang, JPS itu berpotensi diselewengkan karena lemahnya pengawasan dari pemerintah.

              Selain faktor karena data yang tidak akurat dalam pendistribusian bantuan tersebut, juga karena
              ketidaksiapan pemerintah dalam penanganan masalah tersebut.

              Dia mencontohkan, Program Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dan padat karya yang diluncurkan
              Menaker Ida Fauziyah yang diklaim merupakan langkah strategis penanganan Covid-19.

              "TKM ini program untuk masyarakat yang punya usaha kecil. Sedangkan program padat karya
              untuk pengangguran atau setengah pengangguran, tapi yang lebih siap yang sudah punya usah
              kecil," ujarnya.
              Sayangnya, Uchok melihat program TKM sangat rawan diselewengkan.

              Persyaratan ringan seperti cukup membentuk kelompok, ada surat pernyataan dari desa bahwa
              kelompok itu benar-benar ada di desanya, dan jenis usaha tergantung kelompok dan kearifan
              lokal.

              "Persyaratan  ini  rawan  adanya  kebocoran  anggaran  karena  dengan  persyarayan  ini,  terlihat
              Kemnaker itu tidak punya data. Misalnya di desa, siapa saja yang sudah kerja, berapa angka
              pengangguran, atau setengah pengangguran di desa," jelasnya.

              Belum  cukup  sampai  di  situ,  Uchok  juga  menjabarkan  kekurangan  program  TKM  dan  padat
              karya. Menurutnya, minimnya data tentang kondisi di desa merupakan bukti Kemnaker tidak
              memiliki sumberdaya manusia yang siap menjalankan program TKM.

              "Program Padat Karya dan TKM ini banyak potensi gagalnya. Data pengangguran yang akurat
              itu belum dimiliki Kemnaker. Untuk sementara, yang mendapatkan bantuan program ini mungkin
              bisa  keluar  dari  masalah  ekonomi.  Tapi,  bagaimana  mereka  yang  harusnya  mendapatkan
              bantuan, tapi belum tersentuh dengan bantuan, Kemnaker mau kasih bantuan program apa,"
              tegasnya.

              Sampai periode per 2 Oktober 2020, Kemnaker telah menyalurkan bantuan kepada Program TKM
              kepada 1.985 kelompok wirausaha, dengan melibatkan 39.700 orang dan 1.091 kelompok Padat
              Karya dengan melibatkan 21.820 orang.

              Penerima bantuan tersebut, nantinya mendapatkan pembekalan pelatihan berkelanjutan, dan
              didampingi langsung dari Kemnaker.
              Hanya saja, Uchok tidak lantas percaya dengan data tersebut.

              "Kemnaker harus transparan dan membuka ke publik siapa saja dan kelompok mana saja yang
              mendapat bantuan program tersebut, dan berapa anggaran yang sudah dikeluarkan," tegasnya.




                                                           102
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108