Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 107

Confederation (JTUC-Rengo), Central Autonoma de Trabajadores del Peru, FNV Netherlands,
              Memur-Sen Turky, telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo.
              Mereka menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk mencabut omnibus law UU Cipta Kerja,
              karena  menimbulkan  ancaman  bagi  proses  demokrasi,  serta  menempatkan  kepentingan  dan
              tuntutan investor asing di atas kepentingan pekerja, komunitas, dan lingkungan.

              Organisasi serikat pekerja internasional juga prihatin bahwa prosedur dan substansi omnibus law
              UU  Cipta  Kerja  tidak  sejalan  dengan  hak  asasi  manusia  di  Indonesia,  dan  hukum  hak  asasi
              manusia internasional.

              Pemerintah harus memastikan bahwa undang-undang di masa depan tidak mengurangi hak dan
              manfaat  yang  telah  ada  dalam  Undang-Undang  Ketenagakerjaan  No.  13  tahun  2003  serta
              standar ketenagakerjaan internasional.

              "Namun ternyata aspirasi dan penolakan masyarakat nasional dan internasional tidak digubris.
              Pengesahan UU Cipta Kerja pun dilakukan secara terburu-buru dan dipaksakan. Bahkan saat
              pengesahan,  anggota  DPR  tidak  menerima  naskah  UU  Cipta  Kerja  yang  disahkan,"  lanjut
              keterangan Aspek Indonesia.

              Jargon  yang  selalu  digaungkan  Pemerintah  untuk  kemudahan  investasi,  ternyata  mendapat
              banyak penolakan dari masyarakat. Bukan karena masyarakatnya anti investasi. Tapi karena
              kemudahan  investasi  yang  dicanangkan  Pemerintah,  justru  akan  membuat  rakyat  Indonesia
              kehilangan jaminan untuk dapat hidup layak.

              Jaminan kepastian kerja, jaminan kepastian upah, dan kepastian jaminan sosial terancam hilang
              dengan diundangkannya UU Cipta Kerja.

              Aspek Indonesia menegaskan, pengesahan UU Cipta Kerja terbukti telah menggerus berbagai
              hak normatif pekerja yang sebelumnya ada dalam Undang Undang Ketenagakerjaan Nomor 13
              Tahun 2003. Antara lain berkurangnya besaran pesangon bagi pekerja yang di-PHK, terbukanya
              potensi eksploitasi pekerja akibat dipermudahnya praktik outsourcing dan kontrak kerja berulang
              tanpa  kepastian  jaminan  status  hubungan  kerja.  Termasuk  dihilangkannya  komponen  survei
              kebutuhan hidup layak dalam penetapan upah minimum setiap tahun.

              Jiwa omnibus law UU Cipta Kerja yang berisi "Flexibility Labor", "Easy Hiring", dan "Easy Firing"
              di masa depan akan menimbulkan praktek eksploitasi terhadap rakyat. Sedangkan Negara pada
              saat  itu  telah  "kehilangan"  kewenangannya  untuk  dapat  memberikan  jaminan  perlindungan
              kepada rakyat, dalam mendapatkan hak konstitusionalnya untuk bisa hidup sejahtera.

              Kilas Balik Sibuknya Erdogan Di 2020, Dari Bertemu Kanselir Jerman Hingga Dikunjungi Vladimir
              Putin Pemerintah sebagai representasi negara seharusnya hadir untuk menjamin terpenuhinya
              jaminan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, sesuai amanat UUD 1945.

              EDITOR: AGUS DWI Tag: KILAS BALIK REFLEKSI AKHIR TAHUN ASPEK INDONESIA UU CIPTA
              KERJA .















                                                           106
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112