Page 113 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 113

Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, bantuan
              JPS merupakan kewajiban bagi pemerintah kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, sebab
              kondisi ekonomi dalam keadaan kesulitan akibat pandemi.



              RAWAN DISELEWENGKAN, KPK DIMINTA AWASI PROGRAM JPS KEMNAKER

              Diharapkan tidak ada lagi pejabat yang mengkorupsi dana bantuan program penanggulangan
              bagi  masyarakat  terdampak  Covid-19.  Komisi  Pemberantasan  Korupsi  (KPK)  diminta  turun
              tangan  memantau  program  Jaring  Pengaman  Sosial  (JPS)  di  Kementerian  Ketenagakerjaan
              (Kemnaker)

              Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, bantuan
              JPS merupakan kewajiban bagi pemerintah kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, sebab
              kondisi ekonomi dalam keadaan kesulitan akibat pandemi.

              Dia  menegaskan,  tidak  sedikit  di  antara  mereka  yang  belum  mendapatkan  bantuan  dari
              pemerintah. Selain faktor karena data yang tidak akurat dalam pendistribusian bantuan tersebut,
              juga karena ketidaksiapan pemerintah dalam penanganan masalah.

              Uchok  menjelaskan,  JPS  berpotensi  diselewengkan  karena  lemahnya  pengawasan  dari
              pemerintah. Dia mencontohkan, Program Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dan padat karya yang
              diluncurkan Menaker Ida Fauziyah yang diklaim merupakan langkah strategis penanganan Covid-
              19.

              Program JPS Kemnaker terdiri dari program TKM untuk penciptaan wirausaha dan padat karya,
              yang  dapat  menjadi  pilihan  bagi  masyarakat  agar  terhindar  atau  mengurangi  dampak  dari
              pandemi.
              "TKM ini program untuk masyarakat yang punya usaha kecil. Sedangkan program padat karya
              untuk pengangguran atau setengah pengangguran, tapi yang lebih siap yang sudah punya usah
              kecil," ujarnya, Kamis (31/12).

              Sayangnya,  Uchok  mengatakan,  program  TKM  sangat  rawan  diselewengkan  lantaran,  syarat
              yang dianggap mudah diselewengkan. Persyaratan ringan seperti cukup membentuk kelompok,
              ada surat pernyataan dari desa bahwa kelompok itu benar-benar ada di desanya, dan jenis usaha
              tergantung kelompok dan kearifan lokal.
              "Persyaratan  ini  rawan  adanya  kebocoran  anggaran  karena  dengan  persyarayan  ini,  terlihat
              Kemnaker itu tidak punya data. Misalnya di desa, siapa saja yang sudah kerja, berapa angka
              pengangguran, atau setengah pengangguran di desa," jelasnya.

              Belum  cukup  sampai  di  situ,  Uchok  juga  menjabarkan  kekurangan  program  TKM  dan  padat
              karya. Menurutnya, minimnya data tentang kondisi di desa merupakan bukti Kemnaker tidak
              memiliki sumber daya manusia yang siap menjalankan program TKM "Program Padat Karya dan
              TKM ini banyak potensi gagalnya. Data pengangguran yang akurat itu belum dimiliki Kemnaker.
              Untuk sementara, yang mendapatkan bantuan program ini mungkin bisa keluar dari masalah
              ekonomi. Tapi, bagaimana mereka yang harusnya mendapatkan bantuan, tapi belum tersentuh
              dengan bantuan, Kemnaker mau kasih bantuan program apa," tegasnya.

              Sampai periode per 2 Oktober 2020, Kemnaker telah menyalurkan bantuan kepada Program TKM
              kepada 1.985 kelompok wirausaha, dengan melibatkan 39.700 orang dan 1.091 kelompok Padat
              Karya  dengan  melibatkan  21.820  orang.  Penerima  bantuan  tersebut,  nantinya  mendapatkan
              pembekalan pelatihan berkelanjutan, dan didampingi langsung dari Kemnaker.


                                                           112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118