Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 152

pada  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  dan  perumahaan  buruh  sepihak  tanpa  diberikan
              kepastian hak-haknya.


              FSPMI SUMUT: BADAI PHK HANTUI BURUH DI TAHUN 2021

              Ketua FSPMI Sumut, Willy Agus Utomo (Analisadaily/Istimewa)

              Elemen buruh yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal
              Indonesia Provinsi Sumatera Utara (DPW FSPMI Sumut) membuat catatan kritis akhir tahun, dan
              menatap nasib buruh di 2021.

              Ketua FSPMI Sumut, Willy Agus Utomo menyampaikan, catatan mereka tahun 2020 merupakan
              retentan  cobaan  bagi  kaum  buruh  terus  diuji,  mulai  dari  regulasi  (peraturan)  yang  banyak
              disahkan  merugikan  kalangan  buruh,  yakni  UU  Cipta  Kerja,  SE  Menteri  Tenaga  Kerja,  yang
              mengintruksikan  kepala  daerah  melalaui  Dewan  Pengupahanya  agar  tidak  menaikan  upah
              minimum buruh dan sebagainya, ditambah lagi musibah pandemi Covid-19 yang berdampak
              pada  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  dan  perumahaan  buruh  sepihak  tanpa  diberikan
              kepastian hak-haknya.

              Menyikapi hal tersebut, Willy memprediksi untuk tahun 2021 mendatang, badai PHK buruh pasti
              akan  lebih  banyak  dari  tahun  sebelumnya.  Hal  ini  dampak  dari  resesi  ekonomi  dan  imbas
              pandemi Covid-19 yang tidak tahu sampai kapan berakhirnya.
              "Jangankan 2021, kurun waktu 8 bulan terakhir ini di tahun 2020 mungkin sudah puluhan ribu
              buruh di-PHK di Sumatera Utara akibat dampak Covid-19," ungkap Willy kepada para wartawan
              di Sekretariat FSPMI Sumut, Jalan Raya Medan-Tanjungmorawa, Km 13,1, Gang Dwi Warna,
              Rabu (30/12).
              Willy merincikan, sejak periode Maret hingga Desember 2020, menurut laporan Disnaker ada
              sekitar 22 ribu buruh yang ter-PHK dan dirumahkan dengan dalih terdampak Covid-19. Padahal
              menurut  Willy,  banyak  juga  perusahaan  yang  melakukan  alibi  hanya  untuk  menggantikan
              pekerja  lama,  menggantikan  pekerja  baru  yang  masih  berusia  muda  dengan  alasan  lebih
              produktif.

              FSPMI Sumut, lanjut Willy, tahun 2020 sudah terima aduan PHK dan dirumahkan buruh sekitar
              1.000-an  orang,  dengan  rincian  sekitar  500-an  sudah  berhasil  diadvokasi  dan  diperjuangkan
              haknya.  Ada  yang  sudah  bekerja  kembali,  ada  yang  masih  dirumahkan  dengan  upah  tetap
              dibayar, dan ada yang menerima uang pesangon sesuai aturan UU Ketenagakerjaan.

              "Masih ada sisa sekitar 500-an buruh yang belum selesai advokasi, masih peroses perjuangan,
              itu dari posko pengaduan kami saja, yang lain sesuai data korban PHK kita tidak tahu nasibnya
              seperti apa," ucap Willy.

              Masih kata Willy, PHK itu merupakan momok yang menakutkan bagi buruh, karena kalau sudah
              di-PHK, mereka akan hilang mata pencarian dan terancam tidak bisa menghidupi keluarganya,
              apalagi di tengah pandemi Covid-19, sangat sedikit peluang lowongan pekerjaan yang baru.

              Untuk itu, lanjut Willy, pihaknya meminta kepedulian pemerintah, dalam hal ini Menteri Tenaga
              Kerja  (Menaker)  dan  jajaran  Pemerintah  Provinsi,  khususnya  Dinas  Tenaga  Kerja  (Disnaker)
              provinsi agar segera mengantisipasi lonjakan PHK masal buruh di tahun 2021 mendatang. Jika
              PHK membludak, maka berdampak pula pada anjloknya iklim perekonomian bangsa, di mana
              banyaknya pengangguran dan daya beli mayarakat rendah.




                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157