Page 175 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 175
"Artinya di tengah pandemi Covid-19 ini, perempuan yang tadinya tidak bekerja dan tidak masuk
angkatan kerja, sekarang justru sebaliknya," ungkap Kecuk, sapaannya.
Adapun struktur lapangan kerja yang banyak menyerap tenaga kerja di sektor pertanian (29,76
persen), perdagangan, (19,23 persen), industri pengolahan (13,61 persen) serta akomodasi dan
makanan minuman (6,65 persen).
Dirumahkan Tanpa Digaji
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengungkapkan, sebanyak
32,60 persen pengusaha melakukan efisiensi jam kerja.
Lalu pekerja yang dirumahkan tanpa digaji ada sebanyak 17,06 persen, imbas dari pandemi
Covid-19.
"Dari covid-19 ini banyak pelaku usaha melakukan efisiensi yaitu penguranhan jam kerja sebesar
32,60 persen, lalu pekerja yang dirumahkan tidak dibayar 17,06%," kata Rosan dalam video
virtual yang dikutip Jumat (6/11/2020).
Lalu, untuk memberhentikan pekerja dalam waktu singkat tercatat sebanyak 12.80 persen lalu
dirumah atau dibayar sebagian itu sebesar 6,45 persen. Sedangkan pekerja yang dirumahkan
atau dibayar penuh hanya 3,69 persen.
"Karena ini likuiditas yang masih kecil kalau di PHK harus bayar pesangon jadi ini langkah-
langkah kita," ungkapnya.
Selain itu, Kadin pun juga tengah melakukan peningkatan kreativitas dan inovasi di tengah
pandemi Covid-19. Salah satunya mendorong sumber daya manusia (SDM) agar lebih kreatif dan
adaptif dalam menyambut situasi saat ini.
"Kita membangun rantai jaringan pemasaran yang efektif," tandasnya.
Kilas Balik Resesi 1998
Indonesia pernah mengalami resesi ekonomi 1998 (resesi ekonomi Indonesia). Sebelumnya,
Indonesia yang merupakan negara terbesar di kawasan ASEAN tiba-tiba terjun ke jurang krisis
ekonomi dengan pertumbuhan yang minus.
Dalam sejarah resesi ekonomi Indonesia, krisis tersebut bahkan sampai jadi pemicu utamanya
tumbangnya kekuasaan Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun di Indonesia.
Dilansir dari Harian Kompas, 21 Desember 1998, krisis ekonomi 1998 dimulai sejak setahun
sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia minus selama 6 bulan di tahun 1997, dan
berikutnya masih minus di sembilan bulan pertama tahun 1998.
Pemerintah sampai harus meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Oktober
1997, meski belakangan bantuan lembaga keuangan global itu tak banyak membantu Indonesia.
Bahkan situasi seperti lepas kendali di tahun 1998. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat
sebagai yang terparah di Asia Tenggara.
Dampak resesi ekonomi seperti efek bola salju, krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai
tukar baht di Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis
ekonomi di Asia Tenggara.
Resesi ekonomi berlanjut lagi menjadi krisis sosial kemudian ke krisis politik yang memaksa
Presiden Soeharto saat itu harus meletakan kekuasannya yang sudah didudukinya sejak tahun
1965.
174