Page 72 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2020
P. 72

KURANG GREGET, PEMERINTAH DIMINTA EVALUASI PROGRAM JPS KEMNAKER

              Saat pandemi Covid-19, sektor tenaga kerja menjadi salah satu bidang yang terkena dampak
              besar. Banyak pekerja yang terpaksa harus di-PHK karena perusahaan tak sanggup membayar
              upah, lantaran juga berimbas pada penurunan pendapatan karena Covid-19.

              Namun  sayangnya,  stimulus  pemerintah  khusus  bagi  para  pekerja  di  Kementerian
              Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  saat  pandemi  misalnya,  tak  mampu  membuat  pekerja  makin
              produktif. Bantuan tunai dari pemerintah hanya sanggup membuat pekerja yang dirumahkan
              untuk bertahan hidup.

              Dosen Ekonomi dari Perbanas Institute sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics
              (Core) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam menyoroti program Jaringan Pengaman Sosial (JPS)
              di Kemnaker.

              Bahkan Piter menyebut, Kemnaker menjadi salah satu kementerian yang track record kinerjanya
              menjadi yang paling banyak disorot terutama saat pandemi. Ia pun berharap, ke depan akan
              ada perbaikan seluruh program dari Kemnaker terutama bagi pekerja yang terdampak.

              "Kemarin  ada  reshuffle  kabinet,  kabarnya  akan  ada  lagi  tahun  depan.  Kami  berharap,
              kementerian-kementerian yang kinerjanya tidak baik menjadi pertimbangan. Tentu pilihannya
              kembali  pada  Presiden  Jokowi  sendiri,"  ucap  Piter  kepada  wartawan  di  Jakarta,  Selasa
              (29/12/2020).

              Ia  menegaskan,  tujuan  JPS  berupa  program  Tenaga  Kerja  Mandiri  (TKM)  untuk  penciptaan
              wirausaha dan padat karya dalam mengurangi dampak pandemi, justru tak terdengar progress-
              nya hingga kini. Bahkan minim sosialisasi dan pencapaiannya.

              "Padahal tujuannya (JPS) baik menciptakan peluang usaha baru bagi pengangguran, tapi sayang
              eksekusinya  sepertinya  tidak  seperti  yang  diharapkan.  Kemnaker  lebih  fokus  pada  Bantuan
              Langsung Tunai (BLT) subsidi upah Rp 600 ribu per bulan. Beberapa program saya rasa perlu
              dievaluasi," katanya.

              Program  penciptaan  wirausaha  itu  bertujuan  menciptakan  lapangan  kerja  bagi  masyarakat
              melalui  kegiatan  pemberdayaan  dan  berkelanjutan,  seolah  menjadi  janji  manis  kepada
              banyaknya pengangguran yang tercipta saat pandemi.

              Piter mengapresiasi segala upaya bantuan dari pemerintah, hanya saja banyak yang tak tepat
              sasaran  di  lapangan.  Sehingga,  ikhtiar  dan  modal  besar  pemerintah  menjadi  sia-sia  dan  tak
              berfaedah.

              Sama dengan upaya kembali menciptakan lapangan kerja di tengah pandemi, memang tidaklah
              mudah  kata  Piter,  akan  tetapi  upaya  pemerintah  masih  bisa  dilakukan dengan  mencari  pola
              pendampingan sehingga pekerja yang menganggur, tetap mampu menciptakan peluang usaha
              di kondisi yang sulit di tengah pandemi.

              Ia menyarankan, agar stimulus di Kemnaker bisa terfokus. Karena selama ini terlalu banyak,
              sehingga  overlapping  dan  tak  tepat  sasaran.  "Begini,  pemerintah  kan  sudah  punya  kartu
              Prakerja, juga dari Kementerian Pendidikan pelatihan nonformal yang nilainya hampir triliunan,
              juga ada Balai Latihan Kerja (BLK) di Kemnaker ini mau dibuat macam-macam lagi?" imbuhnya.

              Piter meminta agar program stimulus ketenagakerjaan dibuat fokus, supaya mengembangkan
              sistem agar bisa memanfaatkan teknologi digital, sehingga persoalan data bisa cepat teratasi.

              "Pemerintah jadi tahu penyaluran bantuan seperti apa, dan bisa diberikan dengan cepat dan
              tepat. Jadi bukan bikin program ini program itu, namun eksekusinya minus," kritiknya.

                                                           71
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77