Page 84 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2020
P. 84
pelindung diri (APD) dari perusahaan. Hanya 36,8 persen responden yang menyatakan dibekali
APD oleh perusahaan saat bekerja di tengah pandemi Covid-19
neutral - Abdul Manan (Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen) Selain APD, pemberian layanan
tes Covid-19 baik rapid test maupun swab test (PCR) juga minim. Sebanyak 63,8 persen
responden mengaku perusahaannya tidak menyediakan layanan tes Covid-19 dan hanya 23,9
persen yang mengatakan ada layanan tes Covid-19, kemudian 12,4 persen sisanya mengaku
tidak tahu menahu
Ringkasan
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Abdul Manan mengatakan, tahun 2020 menjadi
tahun yang kelam bagi insan pers di Indonesia. Mulai dari pandemi Covid-19 yang memberikan
tekanan ekonomi bagi pers, ancaman kebebasan dan kekerasan, hingga regulasi yang
merugikan.
Dari hasil Survei AJI bersama International Federation Journalists (IFJ) pada 27 Oktober-13
November 2020, diketahui bahwa pandemi berdampak serius bagi media. Dari 792 pekerja media
yang menjadi responden survei, inilah yang dialami: pengurangan honor (53,9 persen),
pemotongan gaji (24,7 persen), PHK (5,9 persen), perumahan karyawan (4,1 persen), dan
lainnya.
AJI: 2020 TAHUN KELAM BAGI JURNALIS INDONESIA
- Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Abdul Manan mengatakan, tahun 2020 menjadi
tahun yang kelam bagi insan pers di Indonesia. Mulai dari pandemi Covid-19 yang memberikan
tekanan ekonomi bagi pers, ancaman kebebasan dan kekerasan, hingga regulasi yang
merugikan.
"Tahun 2020 akan dikenang sebagai tahun yang khusus dalam sejarah Indonesia, termasuk juga
pers," ujar Abdul dikutip dari siaran pers, Selasa (29/12).
AJI Indonesia mencatat 84 kasus kekerasan terhadap jurnalis selama 1 Januari - 25 Desember
2020. Jumlah ini terbanyak sejak AJI memonitor kasus kekerasan jurnalis sejak tahun 2006.
"AJI menduga kekerasan terhadap jurnalis di lapangan masih lebih banyak yang belum tercatat
karena keterbatasan sumber daya manusia untuk memverifikasi kasus. Ini seperti yang terjadi
di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat," ujar Abdul.
Kasus kekerasan terbanyak terjadi di Jakarta (17 kasus), kemudian Malang (15 kasus), Surabaya
(7 kasus), Samarinda (5 kasus), Palu, Gorontalo, Lampung masing-masing 4 kasus.
Jenis kekerasan yang dialami jurnalis sebagian besar berupa intimidasi (25 kasus), kekerasan
fisik (17 kasus), perusakan, perampasan alat atau data hasil liputan (15 kasus), ancaman atau
teror 8 kasus.
Polisi menempati urutan pertama pelaku kekerasan terhadap jurnalis dengan 58 kasus, disusul
orang tak dikenal 9 kasus, dan warga 7 kasus.
Selain fisik, kekerasan terhadap jurnalis juga merambah ranah digital. Kasus teranyar adalah
jurnalis Tempo yang mengalami percobaan peretasan pada 24 Desember 2020, setelah menulis
laporan pembagian bantuan sosial. Pelaku berusaha meretas surat elektronik, akun media sosial
sampai aplikasi pengirim pesan.
83