Page 141 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JUNI 2021
P. 141
Judul PMI Lampung Dianiaya Majikan di Malaysia, BP2MI: Berangkat Lewat
Jalur Ilegal
Nama Media kumparan.com
Newstrend Kasus PMI Asal Lampung
Halaman/URL https://kumparan.com/lampunggeh/pmi-lampung-dianiaya-majikan-di-
malaysia-bp2mi-berangkat-lewat-jalur-ilegal-1vz7iW6vQhg
Jurnalis Lampung Geh
Tanggal 2021-06-21 14:30:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
negative - Ahmad Salabi (Kepala UPT BP2MI Lampung) Keluarganya tidak mengetahui kalau
akan bekerja sebagai PMI, karena dijemput langsung oleh tetangganya, yang diketahui bernama
Maya. Dia baru memberi kabar kepada keluarga setelah sampai di Batam
negative - Ahmad Salabi (Kepala UPT BP2MI Lampung) Akses komunikasi dilarang, tidak
dibolehkan memegang telepon. Hanya setelah diizinkan majikan, boleh menghubungi keluarga,
itupun sebulan sekali
Ringkasan
UPT BP2MI Lampung melakukan penelusuran terhadap keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI)
yang menjadi korban kekerasan majikan di Malaysia, Sabtu (18/6). Sebelumnya diberitakan,
seorang wanita yang merupakan PMI asal Lampung menjadi korban kekerasan majikan. PMI
yang bekerja sebagai penata laksana rumah tangga (PLRT) berusia 51 tahun tersebut belum
diketahui identitas lengkapnya. Majikan sebagai pelaku penganiaya tersebut telah diamankan
oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM), sementara korban berada di rumah aman Pemerintah
Malaysia.
PMI LAMPUNG DIANIAYA MAJIKAN DI MALAYSIA, BP2MI: BERANGKAT LEWAT
JALUR ILEGAL
UPT BP2MI Lampung melakukan penelusuran terhadap keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI)
yang menjadi korban kekerasan majikan di Malaysia, Sabtu (18/6) Sebelumnya diberitakan,
seorang wanita yang merupakan PMI asal Lampung menjadi korban kekerasan majikan. PMI
yang bekerja sebagai penata laksana rumah tangga (PLRT) berusia 51 tahun tersebut belum
diketahui identitas lengkapnya. Majikan sebagai pelaku penganiaya tersebut telah diamankan
oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM), sementara korban berada di rumah aman Pemerintah
Malaysia.
140